Site icon

Pertarungan Bawah Gelombang Amerika, Rusia, China

Angkatan Laut Amerika Serikat telah membunyikan alarm tentang ancanaman yang datang dari kapal selam Rusia dan China. Banyak masalah yang dialami Angkatan Laut Amerika yang intinya adalah kemampuan mereka dalam perang anti-kapal selam telah terdegradasi setelah puluhan tahun tidak memiliki saingan setara dan menganggap kapal selam  bukan ancaman serius.

Kekhawatiran Angkatan Laut ini bahkan muncul ketika kekuatan gabungan armada kapal selam Rusia dan China saat ini masih belum bisa mengimbangi armada perkasa Angkatan Laut Soviet yang memiliki sekitar 240 kapal selam sebelum runtuhnya Uni Soviet 1991.

Saat era Perang Dingin akhir, desainer Soviet dan sejumlah analis Barat percaya bahwa Uni Soviet mulai mengungguli menjelang desain Amerika dalam hal kemampuan siluman kapal selam. Hal itu dinyatakan dalam laporan terakhir dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berjudul Undersea Warfare in Northern Europe. Tetapi kemajuan teknologi Rusia berhenti setelah runtuhnya Soviet. Meskipun demikian, sejak tahun 1991, Moskow telah mencoba untuk mendorong maju dengan sejumlah inovasi era akhir Soviet, pergolakan sosial, ekonomi dan politik tahun 1990-an telah mengakibatkan pengembangan kapal selam Rusia kehilangan waktu hingga satu dekade.

“Rusia terus bergerak maju dengan serangkaian perbaikan teknologi yang muncul pada akhir Uni Soviet tetapi Rusia baru dapat memanfaatkan karena anggaran kecil,” kata pensiunan US Navy Capt. Jerry Hendrix, director of the Defense Strategies and Assessments Program at the Center for a New American Security.

“Namun, Amerika Serikat dan mitra aliansi, terganggu oleh perang di Irak dan Afghanistan yang mengakibatkan kemampuan ASW mereka turun.”

Laporan CSIS mencatat, saat ini Angkatan Laut Federasi Rusia memiliki total sekitar 56 kapal selam  yang kira-kira seperlima dari ukuran kekuatan Soviet.

Selain itu, penelitian CNA Mike Kofman telah mencatat, dalam kondisi terbaik setengah dari armada kapal selam Rusia bisa beroperasi pada waktu yang sama.

Salah satu contoh yang dikutip dalam studi CSIS adalah Armada Utara Rusia, yang memiliki 42 kapal selam, hanya 22 hingga mungkin 31 kapal operasional. “Salah satu hal yang paling membingungkan yang pernah Anda dengar adalah ketika orang mengatakan kapal selam Rusia beroperasi pada tingkat Perang Dingin, itu terus terang tidak mungkin. Bagaimana bisa seperlima kekuatan kapal selam Uni Soviet, dengan kesiapan operasional hampir 50 persen – dan saya pikir itu sangat murah hati – bisa beroperasi pada tingkat aktivitas yang sama dengan kekuatan kapal selam terbesar di dunia “? kata Kofman kepada The National Interest.

Sementara itu, di sisi lain dunia, Angkatan Laut China  memiliki lebih dari 70 kapal selam dan terus berkembang pesat. Namun, kualitas kapal selam China tertinggal dibandingkan dengan Amerika atau Rusia.

Hendrix berpendapat bahwa kapal selam terbaru Type 093B dan Type 095 yang akan d atang menawarkan kinerja akustik sebanding dengan kapal selam Kelas Improved Los Angeles AS.

“China memiliki  setidaknya 70 kapal selam dan mereka terus membangun,” kata Wakil Adm. Joseph Mulloy, Wakil Kepala Angkatan Laut AS untuk operasi,  integrasi kemampuan dan sumber daya Angkatan Laut mengatakan kepada Kongres.

Sedangkan ancaman kapal selam Angkatan Laut AS menghadapi jeda perkembangan sejak pasca- Perang Dingin tahun 1990-an.

NEXT: KEKUATAN AMERIKA

Kapal selam Rusia/Sputnik

Angkatan Laut AS memiliki sekitar 52 kapal selam serangan dari dengan persyaratan yang ditentukan untuk 48 kapal. US Navy berada di trek untuk memiliki 41 kapal serangan pada 2029.

Angkatan Laut mengakui 48 kapal terlalu rendah dan berusaha meningkatkan angka itu . Namun, Angkatan Laut memiliki beberapa pilihan untuk meningkatkan jumlah kapal selam dalam armadanya.

“Kami mencapai angka minimum sekitar 40-41 di akhir 20-an sampai awal 30-an sebelum kita mulai mendaki kembali,” kata Rear Adm. Michael Jabaley, pejabat eksekutif Program kapal selam Angkatan Laut.

Tapi dengan meningkatnya kegiatan bawah air Rusia dan China, Angkatan Laut AS merasa ada tekanan karena kapasitasnya untuk ASW berhenti berkembang. “Baik China dan Rusia sekarang menjadi kekuatan regional, sehingga meskipun mereka mungkin memiliki kekuatan kapal selam kecil atau kekuatan kapal selam kurang mampu, mereka dapat mempersulit rencana operasional Angkatan Laut Amerika Serikat, “kata Hendrix.

“Rusia atau China pasti menempatkan beberapa kapal selam mereka ke perairan di mana kapal-kapal kami beroperasi, dari Littoral Combat Ship hingga supercharger kami, dan kami melihat.”

Masalahnya bukan hanya Angkatan Laut AS belum berinvestasi pada hardware yang diperlukan dalam ASW  tetpai juga juga defisit pelatihan.

Tetapi sejauh ini, meski armada Rusia terus bangkit  mreka masih ada di bawah baying-bayang pendahulunya Soviet. Sementara itu, kekuatan kapal selam China masih relative rendah dalam hal kualitas dan masih harus berjuang untuk benar-benar dapat bersaing di liga besar dengan Amerika Serikat dan Rusia.

Masalah bagi Amerika Serikat dan NATO adalah kurangnya kapasitas Barat dalam peperangan anti-kapal selam (ASW).

 

Sumber: National Interest

Exit mobile version