Jepang tidak mau berkedip mengawasi aktivitas militer China. Dalam upaya untuk menghalangi pengaruh Beijing di kawasan Laut China Selatan, Tokyo berencana untuk memberikan dua kapal patroli ke Filipina, dan menyediakan pesawat pengintai.
Tokyo memiliki sengketa sendiri dengan Beijing atas serangkaian pulau di Laut Chia Timur, juga akan mencurahkan sumber daya untuk Laut China Selatan, membantu Manila dalam sengketa teritorial, dengan menyediakan kapal dan pesawat.
“Kita berbicara tentang kapal berukuran besar dengan panjang 90 meter,” kata Masato Ohtaka, juru bicara kementerian luar negeri Jepang, kepada wartawan Jumat 12 Agustus 2016.
“Kami juga membahas kemungkinan penyewaan pesawat yang dirancang untuk pelatihan. Dan memberi mereka pesawat pengintai.”
Sebelumnya Jepang berjanji untuk memberi 10 kapal penjaga pantai untuk pemerintahan sebelumnya di Manila.
Filipina dan Jepang memiliki sejarah tidak menyenangkan karena pada era Perang Dunia II, Filipina adalah jajahan Jepang. Tetapi sekarang keduanya terus melakukan upaya memperkuat hubungan militer dengan Tokyo menyediakan Manila berbagai kemampuan.
Beijing telah membangun sejumlah pulau buatan di Laut China Selatan yang ditentang Amerika Serikat dan sekutunya Pasifik karena dianggap sebagai upaya militerisasi kawasan tersebut. Sementara China menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk membangun wilayahnya sendiri dan bahwa pulau-pulau akan digunakan terutama untuk tujuan sipil.
Mahkamah Arbitrase baru-baru memihak Filipina terhadap klaim kawasan tersebut tetapi Beijing tetap menolaknya. Akibatnya, ketegangan di wilayah itu kembali meningkat.
Sumber-sumber intelijen mengatakan kepada Washington Free Beacon awal pekan ini bahwa Beijing telah meningkatkan jumlah kapal di sekitar Scarborough Shoal yang secara efektif melintasi garis merah yang ditetapkan oleh pemerintahan Obama.
“Kami sangat prihatin,” kata Ohtaka, menambahkan bahwa, “Ini tidak menjadi lebih baik di Laut China Timur.”