Disambut Luar Biasa
Menurut sejarawan Richard Abraham, The First Women’s Battalion of Death ditampilkan di publik pada akhir Mei dengan kampanye publisitas besar di seluruh St. Petersburg, dan dalam hitungan minggu Batalyon memiliki lebih dari 2.000 perempuan dari beragam latar belakang dan tingkat pendidikan yang mendaftar.
Pendaftaran terbuka untuk perempuan berusia minimal 18 tahun. Tetapi untuk wanita berusia di bawah 21 tahun tetap harus mendapakan izin orangtua untuk bergabung.
Setelah persyaratan dipenuhi, maka dilakukan tes kesehatan dan latihan baris berbarissebagai tahap pertama latihan perang.
Para wanita ini kemudian dicukur pendek ala laki-laki serta menghilangkan segala bentuk feminitas yang dianggap tidak praktis. Pakaian seragam yang dipeberikan juga sama dengan tentara laki-laki. Tetapi ada sejumlah masalah dalam seragam salah satunya dalam hal alas kaki karena ukuran sepatu laki-laki dan wanita tidak sama.
Untuk lebih menegakkan identitas baru mereka, Bochkareva akan memberikan hukuman kepada anggotanya yang tersenyum berlebihan dan cekikikan atau berperilaku terlalu feminin dan didorong untuk meludah, merokok, dan mengumpat.
Para wanita ini juga menjalani latihan yang melelahkan. Dibangunkan pukul 05.00 pagi untuk kemudian latihan keras hingga jam 21.00. Mereka tidur di papan dengan selimut tipis. Dan tidak lupa mereka juga dilatih untuk menangani senjata.
Setiap perilaku yang dianggap “genit” atau feminin sangat dilarang, dan Bochkareva dikenal akan menghukum pelanggaran bahkan yang kecil dengan hukuman fisik. Dia menginjak tanda-tanda kewanitaan tidak hanya dalam upaya untuk membuat “prajurit dari kaum hawa,” tetapi juga untuk mengekang kecemasan pemerintah bahwa tentara wanita di depan akan menghasilkan hubungan seksual terlarang. Sebagai salah satu pejabat menyatakan, “Siapa yang akan menjamin bahwa kehadiran tentara wanita di depan tidak akan menghasilkan ada tentara kecil?”