Amerika Serikat telah memiliki kekuatan triad nuklir yang paling mampu. Mereka memilik rudal nuklir antar benua yang diluncurkan dari darat, Amerika memiliki bomber siluman yang mampu membawa senjata pemusnah massal tersebut. Demikian juga Angkatan Laut AS disediakan kapal selam paling canggih yang akan mengancam negara manapun dengan kematian.
Salam sebuah wawancara eksklusif dengan Scout Warrior, Letnan Jenderal Jack Weinstein, Wakil Kepala Staf Pencegahan Strategis dan Integrasi Nuklir, mengatakan bahwa Long-Range Stand-Off weapon atau LRSO akan menjadi unsur penting dalam senjata nuklir militer AS.
Menurut petinggi Angkatan Udara Amerika Long-Range Stand-Off weapon akan menjadi sedikit asset yang mampu menembus sistem pertahanan udara lawan berteknologi tinggi. Kemampuan seperti itu dianggap penting untuk pencegahan nuklir.
Oleh karena itu, dalam hal serangan nuklir utama di AS, rudal jelajah nuklir yang dilesatkan dari pesawat akan menjadi senjata yang mampu digunakan untuk membalas dendam jika terjadi serangan nuklir negara lain ke Amerika.
Long-Range Stand-Off LRSO akan dikembangkan untuk menggantikan Air Launch Cruise Missile atau ALCM AGM-86b. Senjata ini hanya B-52 yang bisa menembakkan. AGM-86b telah jauh melampaui masa hidup yang direncanakan sejak awal sejak munculnya pertama pada awal tahun 1980 dengan umur direncanakan hanya 10 tahun.
Berbeda dengan ALCM yang ditembakkan dari B-52, LRSO akan dikonfigurasi untuk bisa dibawa B-2 dan B-21. Para pejabat USAF mengatakan baik ALCM dan LRSO dirancang untuk menembakkan senjata konvensional dan nuklir.
Meski para pejabat Angkatan Udara mengatakan bahwa ALCM saat ini tetap aman, dan efektif, tetapi menghadapi tantangan karena berkembangnya ancaman di berbagai tempat.
“Kami sudah memilikki rudal jelajah untuk waktu yang sangat lama. Rudal jelajah pertama hound dog, jadi kami punya rudal jelajah sejak tahun 1970-an dan apa yang kita lakukan sekarang adalah mengembangkan jarak serang senjata untuk melawan A2-AD (Anti-Access / Area Denial) modern. Orang menulis artikel mengatakan senjata ini tidak stabil, dan saya tidak mengerti itu, “kata Weinstein.
Evolusi cepat dari jaringan, jarak yang lebih baik, pertahanan udara digital menggunakan kekuatan pemrosesan komputer lebih cepat akan terus membuat platform siluman lebih rentan. Pertahanan udara yang muncul saat ini, seperti buatan S-300 dan S-400 Rusia mampu untuk menggunakan radar surveillance frekuensi rendah dan frekuensi tinggi. Teknologi ini memungkinkan pertahanan udara untuk mendeteksi banyak target pada rentang jauh pada sejumlah jauh lebih besar dari frekuensi termasuk UHF, L-band dan X-band.
Rusia kini juga mengembangkan sistem pertahanan udara S-500 yang mampu menghancurkan pesawat musuh pada jarak hingga 125 mil.
Dengan demikian pertahanan udara luar dengan teknologi tinggi tersebut akan membahayakan platform seperti B-2 bomber atau B-21 yang sedang dikembangkan
Sebuah rudal nuklir jarak jauh seperti LRSO dianggap menjadi pilihan tepat karena senjata bisa ditembakkan jauh dari jangkauan radar ataupun senjata pertahanan udara lawan
Angkatan Udara AS telah merilis sebuah proposal RFP kepada industri untuk program LRSO. Nantinya dua kontrak diharapkan akan disampaikan pada kuartal 4 tahun fiskal 2017. Angkatan Udara dikabarkan akan membeli 1.000 rudal jelajah baru.
Sumber: National Interest