PENINGKATAN
Kapal induk akan memiliki desain ulang luas di hampir semua daerah. Dek penerbangan, yang merupakan bagian penting kapal induk telah menerima banyak desain ulang.
Pulau telah bergeser lebih jauh ke belakang untuk meningkatkan operasi penerbangan, dan pemeliharaan dek, senjata dan operasi pengisian bahan bakar. Proses penanganan pesawat telah diubah untuk mengurangi tenaga yang dibutuhkan dan meningkatkan efisiensi proses.
Peluncur ketapel nomor empat telah direposisi untuk meluncurkan pesawat penuh yang tidak mungkin dilakukan di kelas Nimitz. Perubahan terbesar datang dalam bentuk Electro-Magnetic Aircraft Launch System alias EMALS yang menggantikan sistem ketapel.
Sistem ini juga menghapus semua tabung yang diperlukan untuk uap yang disalurkan dari reaktor sehingga membebaskan lebih banyak ruang di dalam. Advanced Arresting Gear baru menggantikan sistem pemulihan pesawat Mk 7.
Selain didesain ulang, pulau juga dan telah dibuat lebih kecil yang menjadi tempat bagi Radar Dual Band alias DBR AN / SPY-3 yang bekerja dalam dua mode yakni X-Band untuk pemindaian dan pelacakan target ketinggian rendah. Radar ini juga memberikan panduan kepada ESSM yang merupakan sistem pertahanan udara di kapal.
Kelas Ford juga memiliki radar AN / SPY-4 S-Band untuk melakukan pencarian volume. Sayangnya USS Ford akan menjadi satu-satunya kapal dari kelas ini yang memiliki DBR sedangkan kapal lainnya akan memiliki single band radars dari tipe yang berbeda untuk menghemat biaya.
Sistem DBR awalnya dikembangkan untuk kelas Zumwalt tetapi telah dikerahkan di Ford untuk mempertahankan kesamaan antara platform.

Berikut beberapa perubahan yang ada pada Kelas Ford:
- Rreaktor A1B 300MW bukannya reaktor A4W 100 MW di Nimitz.
- Peningkatan kehidupan inti reaktor.
- Tata letak dek ditingkatkan untuk efisiensi operasi.
- Jumlah sortie meningkat 140-160 per hari atau maksimum 220 selama pertempuran.
- EMALS bukan ketapel.
- Tiga elevator pesawat bukannya empat di Nimitz.
- Pulau didesain ulang
- Sistem pendaratan baru
- Radar Band Dual untuk meningkatkan kesadaran situasional.
- Peningkatan otomatisasi dan karena itu memerlukan kurang dari 500 kru.
- Peningkatan kemampuan bertahan hidup.
- ESSM dengan homing aktif untuk pertahanan diri.
- Peningkatan akomodasi kru.
EMALS

EMALS akan memberikan kemampuan lebih dari kapal induk ini. Sistem peluncuran ketapel uap tidak bisa meluncurkan drone ringan. Hal ini menghambat integrasi kapal induk dengan drone untuk waktu yang lama.
EMALS memiliki fleksibilitas untuk meluncurkan berbagai pesawat dan memungkinkan drone ringan bisa segera menuju kapal induk. Sistem ini lebih mudah untuk dipelihara dibandingkan dengan ketapel uap yang membutuhkan perawatan yang luas untuk sistem pasokan uap dan sistem peluncuran itu sendiri.
Sistem ini tidak memerlukan mengisi ulang ketapel uap yang rumit. Jadi EMALS memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat sortie. Sebuah prototipe yang dipasang di pangkalan Lakehurst dan digunakan untuk meluncurkan semua pesawat termasuk demonstran X-47B UCAV dan F-35C yang akan masuk layanan segera. Beberapa negara tertarik untuk membeli teknologi ini. India telah menandatangani kesepakatan dengan Amerika untuk pembangunan bersama EMALS untuk kapal induk masa depan mereka.