Dua pesawat tempur yang diproduksi dua negara yang bermusuhan yakni JF-17 Pakistan dan Tejas India hampir pasti akan berhadapan dan bertarung resmi di Sri Lanka. Kabinet
Negara ini telah menyetujui proposal dari Presiden Maithripala Sirisena untuk membeli pesawat tempur multiperan baru dan senjata terkait untuk Angkatan Udara Sri Lanka (SLAF).
Juru bicara Kabinet Rajitha Senaratne pada hari Rabu 9 Agustus 2016 mengumumkan pengadaan jet tempur ini akan dilakukan secara tender terbuka.
India dan Pakistan hampir pasti akan menawarkan jet tempur mereka yakni Tejas dan JF-17. Bahkan sebelum ada pengumuman ini kedua pesawat tersebut sudah bersaing dan saling jegal.
Juru bicara kabinet Sri Lanka mengatakan pemerintah meminta pembelian sekitar 8-12 jet tempur untuk menggantikan pesawat tempur mereka yang sudah tua.
Sebuah upaya serius dilakukan oleh Pakistan pada akhir 2015 dan awal 2016 untuk menjual JF-17 ke Sri Lanka dalam kesepakatan senilai US$ 400 juta yang dibiayai oleh Pakistan. Tapi upaya itu gagal karena India mengadang dengan tindakan diplomatik, karena dianggap Sri Lanka berada dalam wilayah pengaruhnya dalam hal strategis.
Mengingat hubungan yang memburuk antara India dan Pakistan akibat kekerasan selama sebulan terakhir di Kashmir maka persaingan jet tempur ini akan semakin panas.
Namun, Menteri Pertahanan Sri Lanka Karunasena Hettiarachchi mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini, bahwa belum ada keputusan telah diambil tentang pesawat yang dibeli dan dari negara mana. Pembelian akan dilakukan dengan tender.
Pada tahun 2015 dan awal 2016, India tidak memiliki alternatif untuk menawarkan jet tempur karena Tejas masih sedang dikembangkan. Meski ketika Pakistan menawarkan JF-17, India sudah berani menawarkan Tejas.
Namun sekarang India bisa percaya diri untuk menawarkan Tejas karena telah berhasil melakukan uji penting dan beberapa pesawat telah bergabung dengan Angkatan Udara India.