Site icon

N-219 Segera Tes Terbang

N-219/ abarky.blogspot.com

Pesawat N-219 yang dibangun PT Dirgantara Indonesia dan didesain sebagai alat transportasi antarpulau sedang dalam masa uji coba.

“Pesawat terbang buatan anak bangsa itu, akan dites terbang untuk kelayakan dan kemudian dikroscek apakah sesuai dengan perhitungan yang dilakukan,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Budi Santoso, di sela pameran Hakteknas ke-21 2016, di Solo, Rabu.

Menurut Budi Santoso, pihaknya dalam pameran Hakteknas di Solo hanya menghadirkan simulator pesawat terbang jenis N-219, yang ditargetkan dapat mengudara pada 2017.

Disebutkan, pesawat terbang N-219 dalam uji kelayakan ada sekitar 300 gaya, dan dengan diberikan beban saat mengudara. Hal ini, dikroscek apakah sudah sesuai dengan perhitungan yang ada.

“Pesawat N-219 mayoritas komponen mesinnya masih didatangkan dari luar negeri, sedangkan komponen dalam negeri sekitar 40 persen,” katanya sebagaimana dikutip Antara.

Ia mengatakan dalam uji kelayakan jika cocok dengan perhitungan yang sudah ditentukan, maka pesawat N-219 layak digunakan. Uji kelayakan ini, harus dilakukan sebelum pesawat diterbangkan agar dapat mengetahui di mana kelemahannya.

“Jika pesawat sudah dinilai layak, akan diberikan izin penerbangan yang awalnya eksperimental, yakni untuk menyatakan apakah pesawat layak terbang,” katanya.

Setelah itu, kata dia, pesawat N-219 selanjutkan akan diberikan izin komersial atau lisensi agar dapat untuk mengangkut penumpang.

Menurut dia, proses izin terbang untuk dalam negeri tersebut biasanya memakan waktu satu setengah hingga dua tahun. Jika pesawat terbang keluar negeri harus memiliki sertifikasi lagi khususnya negara di Eropa dan Amerika.

Ia mengatakan PT DI mulai tahun depan memproduksi N-219 secara masal, sedangkan untuk dalam negeri sudah ada pemesanan sebanyak 60 pesawat.

Bahkan, N-219 pesanan dari luar negeri diperkirakan ada sekitar 100 pesawat. Namun, Budi enggan memberikan keterangan siapa pemesan N-219 ini.

“Kami belum dapat menyanggupi pesawan itu, karena sertifikasi belum ada. Namun, kami perkirakan pesanan dapat terlayani sekitar pada 2019 hingga 2020.

Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, pihaknya berharap pesawat N-219 dapat menjadi solusi transportasi bagi Indonesia yang secara geografis merupakan negara kepulauan.

“Kami berharap N-219 dapat membangkitkan kembali bidang kedirgantaraan Indonesia,” kata M Nasir.

Exit mobile version