DAYA TEMBAK TINGGI
SSGN Kelas Ohio awalnya dibangun sebagai sebuah kapal selam rudal balistik (SSBN) sebelum mereka kemudian diubah dalam hal senajta pada sekitar pertengahan tahun 2000.
Selama konversi, 22 dari 24 tabung rudal balistik di kapal dimodifikasi untuk menerima tabung khusus yang memungkinkan untuk peluncuran masing-masing tujuh TLAM dengan dua silo rudal lainnya disesuaikan untuk mendukung operasi khusus untuk setidaknya enam puluh enam Navy SEAL.
Setelah konversi, SSGN Ohio dapat membawa 154 TLAM, ini berarti setengah lebih sedikit dari total rudal yang ditembakkan selama Operasi Badai Gurun. Selain itu, kapal selam dapat memulai menembakkan seluruh arsenal dari Tomahawk hanya dalam waktu enam menit.
Hal ini menjadikan platform ideal untuk memberikan serangan besar-besaran selama serangan pembukaan untuk mentargetkan A2 / AD. Serangan pertama ini akan mentargetkan sistem pertahanan udara, kontrol komando dan instalasi penting lainnya yang memungkinkan pintu akses untuk melakukan perlawanan lumpuh.
Ketika itu terjadi, kapal induk dan pesawat non-siluman Angkatan Udara akan lebih mudah untuk masuk pintu dalam operasi tindak lanjut.
Perlu dicatat bahwa selama penyebaran USS Florida untuk Operasi Odyssey Dawn di Libya, pertama kalinya SSGN Ohio digunakan dalam pertempuran. Sekitar 50 dari 112 TLAM yang digunakan untuk melumpuhkan jaringan pertahanan udara Libya berasal dari Florida.
Mengakui kontribusi dari kapal selam Amerika TLAM-bersenjata (Florida dan dua kapal serang kecil) di pelunakan pertahanan selama kampanye Libya, maka
Laksamana Rick Breckenridge dari AS Angkatan Laut mencatat: “Ini [menggunakan kapal selam untuk menembakkan [TLAM] akan kembali [ke] prinsip (jika) kita tidak memiliki keunggulan di udara untuk memulai perjalanan pada awal krisis, kita akan butuh orang yang dapat menembus pertahanan dan melumpuhkan musuh sehingga kemudian kita bisa mengalirkan kekuatan-kekuatan lain untuk membangun dominasi udara. Jadi di awal kampanye tersebut kekuatan bawah laut dipanggil untuk menyerang sasaran darat di Libya.”
Florida menembakkan 93 dari 199 TLAM digunakan selama dua minggu Operasi Odyssey Dawn.
Selain itu, muatan besar TLAM SSGN Amerika ini membuatnya tak tertandingi dalam hal serangan darat dibandingkan dengan aset US Navy lainnya. Sebagai gambaran dua yang kapal nuklir serangan (SSN) Angkatan Laut AS yakni Kelas Virginia dan Peningkatan Kelas Los Angeles hanya membawa 12 Tomahawk.
Demikian pula, kapal yang rencananya untuk mengganti SSGN Ohio, SSN kelas Virginia dilengkapi dengan Virginia Payload Module (VPM) dipersenjatai dengan 40 TLAM.
SSGN Ohio juga membayangi kemampuan saudara-saudaranya di permukaannya dalam hal kapasitas TLAM. Penjelajah Kelas Ticonderoga memiliki 122-sel VLS dan salah satu yang harus diingat bahwa setengah dari jumlah ini akan digunakan untuk rudal udara ke permukaan untuk pertahanan armada udara. Sementara Perusak Kelas Arleigh Burke membawa antara 90 -96 sel VLS.
Mengingat bahwa kelompok tempur kapal induk AS biasanya terdiri dari Penejlajah Kelas Ticonderoga dan dua Burke, maka jumlah total Tomahawk yang mereka bawa bahkan masih belum bisa mengimbangi apa yang dibawa oleh satu SSGN Ohio.
Memang ada kelemahan, setelah menembakkan seluruh persediaan dari TLAM, kapal selam harus kembali ke pelabuhan untuk memasok. Namun, hal ini juga masalah yang dialami kapal penjelajah dan destroyer Amerika dan sampai saat ini AS belum memecahkan masalah bagaimana melaksanakan pengisian VLS di laut.
Sementara para pendukung kapal induk membuat tandingan dengan menyatakan total senjata yang bisa disampaikan oleh sayap tempur kapal induk setara dengan 4.000 Tomahawk.
Tetapi pernyataan seperti mengabaikan fakta bahwa flattop tidak bisa beroperasi dekat dengan musuh, seperti yang disebutkan sebelumnya.