Komandan Marine Aviation Korps Marinir Amerika Serikat Letnan Jenderal Jon Davis telah memerintahkan semua pesawat yang tidak dalam status dikerahkan untuk berhenti terbang setelah tiga kecelakaan yang dialami F/A-18 dengan dua di antaranya berakhir fatal.
Juru Bicara Korps Marinir Kapten Sarah Burns mengatakan Jon Davis pada Rabu 3 Agustus 2016 memerintahkan kepada komandan sayap pada hari Rabu bahwa skuadron non-deployed harus mengambil jeda operasional 24 jam selama tujuh hari kerja ke depan.
Menurut Burns langkah ini berbeda dengan grounded. Dalam status jeda, komandan dapat memutuskan hari apa yang dipilih untuk pemeriksaan
Burns tidak bisa mengatakan apa yang sebenarnya diminta dari keputusan Davis , yang telah disetujui oleh Komandan Korps Marinir Jenderal Robert Neller.
Tiga F / A-18 Korps Marinir telah jatuh sejak 2 Juni 2016 yang diawali ketika sebuah pilot Blue Angels Kapten. Jeff Kuss jatuh sesaat setelah lepas landas di Smyrna, Tennessee.
Pada tanggal 28 Juli, Mayor Marinir Richard Norton, lulusan sekolah Topgun Angkatan Laut, tewas ketika F / A-18C yang dipiloti jatuh di dekat Marine Air Ground Combat Center Twentynine Palms, California.
Kemudian pada hari Selasa 3 Agustus 2016, pilot Angkatan Laut selamat dengan kursi pelontar setelah F / A-18C yang dipinjam dari Korps Marinir jatuh di dekat Naval Air Station Fallon, Nevada.
Sebagaimana ditulis Marine Corps Times sayap tempur Marinir menderita badai yang sempurna yang telah menyebabkan jumlah pesawat yang dapat diterbangkan berkurang drastic dalam lima tahun terakhir. Pemotongan anggaran telah menunda perawatan pesawat yang telah bekerja keras selama pertempuran 15 tahun dan menyebabkan kekurangan suku cadang, terutama untuk helikopter CH-53E Super Stallion.
Layanan ini dalam proses transisi ke F-35B, tapi penundaan dalam program telah memaksa Korps Marinir untuk tetap menerbangkan Hornet, AV-8B Harrier II dan mereka EA-6B Prowlers yang ketiganya sudah cukup tua.
Musim panas lalu, hanya 378 dari 1.065 pesawat sayap tetap dan helikopter yang bisa terbang. Sejak itu, sekitar 80 lebih pesawat telah menjadi flightworthy.
Dengan pesawat yang mampu terbang sangat sedikit menjadikan pilot Marinir juga tidak bisa mendapatkan jam terbang yang mereka butuhkan.