Rusia dan China akan melakukan latihan angkatan laut bersama di Laut China Selatan bulan depan, militer Australia kemugkinan besar tengah bersiap untuk memata-matai kegiatan tersebut.
“Berdasarkan konsensus yang dicapai oleh para pihak, angkatan laut China dan Rusia akan menggelar latihan bersama Sea Cooperation-2016 di Laut China Selatan pada bulan September,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Yang Yujun bulan lalu. Dia menekankan latihan tidak ditujukan untuk negara ketiga.
Meskipun demikian pemerintah Australia bersiap-siap untuk memantau latihan.
“Ini akan menjadi bodoh untuk [Australia] melewatkan kesempatan seperti ini,” kata seorang sumber kepada Media Fairfax dengan menambahkan bahwa Canberra berencana untuk menempatkan aset militer di wilayah tersebut.
Sementara sumber tidak menyebutkan asset yang akan dikirim, Fairfax memperkirakan pesawat pengintai P-3 Orion, kapal selam Kelas Collins, dan kapal perang permukaan masuk dalam kemungkinan platform yang akan dikirim.
Laut China Selatan telah menjadi sumber ketegangan atas klaim teritorial yang disengketakan. Sementara China mengklaim sebagian besar wilayah, ada tumpang tindih klaim oleh Filipina, Malaysia, Brunei, Taiwan, dan Vietnam.
Meski Mahkamah berbasis Den Haag Arbitrase baru-baru memutuskan klaim Beijing tidak sah, pemerintah China telah menolak untuk mengakui keputusan tersebut.
Dr Adam Lockyer, seorang ahli keamanan Macquarie University, mengatakan kepada News.com.au bahwa bentuk operasi pengawasan Australia tidak mungkin provokatif.
“AS dan negara-negara lain sudah memata-matai,” katanya. “Semua yang kami lakukan adalah memasang dengan negara-negara lain yang berbaris menentang China. Kami mungkin tidak akan membuat sebuah langkah agresif seperti mencoba untuk buzz pulau buatan mereka.”
Pentagon telah secara rutin melakukan manuver di dekat pulau buatan Beijing di wilayah tersebut. Angkatan Laut AS telah menggelar patroli kebebasan navigasi dalam batas teritorial 12 mil dari pulau-pulau, dan beberapa pesawat mata-mata AS beroperasi dari Australia juga telah terbang di atas pulau karang tersebut.
Washington telah secara rutin juga mendorong sekutu Pasifik untuk mengambil peran lebih aktif dalam melawan pengaruh Beijing yang meningkat di wilayah tersebut. Menurut Lockyer, peran Australia dalam aliansi ini adalah motivator utama untuk misi pengintaian.
Australia tidak memiliki klaim teritorial di Laut China Selatan, namun telah tetap menyerukan China untuk mematuhi putusan Pengadilan Arbitrase.
Artikel yang diterbitkan China Global Times akhir pekan lalu memperingatkan Australia bahwa setiap upaya untuk menekan China sebagai upaya mendapatkan tawar-menawar untuk kepentingan ekonomi.
“Kekuatan Australia tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan keamanan China. Jika Australia melangkah langkah ke perairan Laut China Selatan, itu akan menjadi target ideal bagi China.”