Seorang teknisi elektronik FBI mengaku bersalah, Senin, telah bertindak secara tidak sah menjadi agen China dan dalam beberapa kesempatan memberikan informasi peka kepada pejabat China.
Kun Shan Chun, yang juga dikenal sebagai Joey Chun, dipekerjakan Biro Penyelidikan Federal (FBI) sejak 1997. Ia mengaku bersalah di pengadilan federal di Manhattan untuk dakwaan bertindak sebagai agen bagi pemerintahan asing.
Chun, yang ditangkap pada Maret atas sejumlah dakwaan, yang baru disiarkan pada Senin, di pengadilan mengakui bahwa sejak 2011 hingga 2016, ia bertindak atas arahan seorang pejabat China, tempat ia menyerahkan informasi peka.
Informasi tersebut meliputi identitas dan rencana perjalanan seorang agen FBI, struktur organisasi internal, foto-foto dokumen yang diambil di kawasan terlarang terkait teknologi pemantauan, kata Asisten Jaksa AS Emil Bove.
“Saat itu, saya tahu itu salah, dan saya minta maaf atas tindakan tersebut,” kata Chun yang lahir di China dan merupakan warga negara AS naturalisasi.
Chun yang berusia 46 tahun dibebaskan dengan jaminan setelah sidang. Berdasar perjanjian dalam permohonan, ia melepaskan haknya untuk mengajukan banding atas vonis 27 bulan atau kurang. Ia dijadualkan akan divonis pada 2 Desember.
“Kenyataannya adalah bahwa tuan Chun mencintai Amerika Serikat dan tidak pernah berniat melukainya,” kata pengacaranya Jonathan Marvinny dalam sebuah pernyataan.
“Ia berharap bisa melupakan masalah ini dan meneruskan hidupnya,” katanya.
Chun awalnya didakwa pada Maret membuat pernyataan palsu untuk menyembunyikan hubungannya dengan beberapa warga negara China dan perusahaan pembuat komputer dan printer yang bermarkas di China, Zhuhai Kolion Technology Company Ltd.
Berdasarkan atas tuntutan itu, Chun diminta orang berkaitan dengan perusahaan itu melakukan riset dan mengkonsultasikan beberapa pekerjaan, dengan imbalan diantaranya perjalanan ke luar negeri.
Kolion mendapat “dukungan pemerintah,” dan ia diminta oleh rekan-rekan di China yang “berurusan dengan” pemerintah untuk konsultasi, Chun mengatakan dalam rekaman kepada seorang agen FBI yang menyamar, demikian tuntutan tersebut.
Berdasarkan atas tuntutan itu, Chun mengatakan kepada agen tersebut bahwa rekan Chinanya kadangkala membayar jasa PSK untuknya dan menyediakan hotel saat ia pergi ke China.
Ia mengatakan orangtuanya mendesak dia untuk bekerja dengan individu-individu tersebut karena mereka adalah investor di Kolion, kata tuntutan itu. Kolion tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar mengenai isu tersebut.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/12/24/mengenang-mata-hari-agen-wanita-paling-legendaris-yang-lama-tinggal-di-indonesia/