Prancis menekan sekutunya di Uni Eropa (UE), khususnya Jerman dan Inggris (meskipun sudah keluar dari UE), untuk melakukan patroli angkatan laut bersama dari Laut China Selatan. Tindakan yang jika terlaksana dipastikan akan menjadikan kawasan tegang ini menjadi makin militeristik.
Prancis mendesak 27 negara Uni Eropa untuk mengkoordinasikan patroli angkatan laut di Laut China Selatan untuk memastikan kehadiran di perairan yang disengketakan antara China dan sejumlah negara Asia Tenggara tersebut.
Prancis telah menunjukkan minat dalam memimpin patroli angkatan laut di kawasan tersebut untuk membela kebebasan navigasi yang masih terancam setelah China menolak keputusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang mengabulkan permintaan Filipina dan menyatakan China tidak memiliki bukti untuk mengklaim wilayah tersebut.
Pemerintah Prancis mengatakan perlindungan kebebasan laut sangat penting dari sudut pandang ekonomi. Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian juga mengaku khawatir kehilangan hak di Laut China Selatan yag mungkin menyebabkan masalah yang sama di Samudra Arktik atau Laut Mediterania
“Kita harus mempertahankan hak ini, dan membela diri kita sendiri,” kata Le Drian.
Le Drian sebagaimana dikutip Yebada,com Senin 1 Agustus 2016 menegaskan bahwa Prancis akan terus mengirimkan kapal dan pesawat terbang di mana pun hukum internasional memungkinkan, “dan dimanapun kebutuhan operasional meminta kami melakukannya.”
Uni Eropa telah mendesak negara-negara penuntut di Laut China Selatan, termasuk China, untuk menyelesaikan sengketa mereka secara damai, dengan menyerukan kelanjutan kebebasan navigasi melalui Laut China Selatan.
Kapal perang Angkatan Laut Prancis diharapkan untuk memulai patroli dari Laut China Selatan mungkin pada awal tahun nanti ketika pemerintahan Presiden François Hollande berusaha untuk menegakkan pertahanan dari aturan berdasarkan tatanan internasional.
Diperkirakan Prancis akan mengirim frigat yang menjadi tulang punggung armada permukaan Prancis. Angkatan Laut Prancis memiliki 26 frigat dilengkapi untuk senjata anti permukaan, anti udara dan anti kapal selam.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/07/10/10-senjata-paling-mematikan-milik-prancis/