Amerika Mulai Rancang Rudal Jelajah Nuklir Baru

Amerika Mulai Rancang Rudal Jelajah Nuklir Baru

Pentagon bergerak maju dengan rencana untuk membeli rudal jelajah nuklir baru. Triad nuklir Amerika Serikat ‘mengandalkan rudal balistik antarbenua, kapal selam, dan pesawat pembom strategis. Angkatan Udara AS khawatir bahwa penuaan rudal jelajah yang dibawa pesawat tidak layak untuk konflik modern.

Angkatan Udara mengeluarkan pernyataan yang ditujukan kepada kontraktor pertahanan untuk mengajukan tawaran guna merancang dan membangun rudal nuklir baru yang dikenal sebagai Long-Range Standoff Weapon (LRSO).

“Sistem senjata LRSO akan menjadi kekuatan pengganda untuk B-52, B-2, dan B-21 untuk kredibel menghalangi musuh dan meyakinkan sekutu tentang kemampuan AS,” kata pernyataan itu.

“LRSO adalah elemen penting dari ‘strategi pencegahan nuklir Amerika Serikat,” kata Mayjen. Scott Jansson, komandan Angkatan Udara Senjata Nuklir Center dan Angkatan Udara Program executive officer untuk sistem strategis, kepada Defense One.

Sejumlah anggota Kongres telah berjuang melawan rencana tersebut. Sebanyak 10 senator Demokrat telah mendesak pemerintahan Obama untuk membatalkan program LRSO, dengan alasan bahwa selain mempromosikan perdamaian dunia, juga akan menghemat hingga US$20 miliar.

“Perang nuklir menimbulkan risiko paling parah terhadap keamanan nasional Amerika,”tulis para senator dalam sebuah pernyataan.

Selama sidang Kongres bulan lalu, kepala Komandan Air Force Nuclear Weapons Center and Air Force program executive officer for strategic systems.

“Perbaikan dalam anti-akses dan penolakan udara yang dimiliki musuh sekarang membuat kemampuan serangan jarak jauh [penting],” katanya. “ALCM [air-launched cruise missile] telah tua. Hal ini semakin sulit untuk tetap handal  hampir tidak mungkin untuk tetap survivable di masa depan.”

Angkatan Udara mengatakan akan memilih dua kontraktor pada akhir 2017 untuk merancang LRSO. Kedua perusahaan kemudian akan  menyelesaikan desain awal dengan menunjukkan keandalan dan manufakturabilitas, yang akan diikuti oleh kompetisi untuk memilih pemenang.

Pengumuman yang dikeluarkan Jumat lalu juga menyerukan kontraktor untuk mengajukan tawaran pada ” Ground-Based Strategic Deterrent,” sebuah program yang bertujuan menggantikan rudal balistik antarbenua Pentagon.

“Sistem senjata GBSD baru akan memenuhi persyaratan nasional, sementara memiliki kemampuan adaptasi dan fleksibilitas terjangkau untuk mengatasi perubahan teknologi dan ancaman lingkungan hingga 2075.”

Baca juga:

Moskow: Amerika Tak Bisa Hadang Rudal Nuklir Kami