Kapal selam serang Rusia terus berkeliaran di dekat garis pantai dari Skandinavia dan Skotlandia, Laut Mediterania dan Atlantik Utara. Pejabat militer menilai aktivitas bawah laut Rusia ini telah meningkat secara signifikan dengan tujuan untuk bertarung berebut dominasi bawah laut dengan Amerika dan NATo.
Adm. Mark Ferguson, Komandan Angkatan Laut Amerika Serikat di Eropa, mengatakan beberapa waktu lalu bahwa intensitas kapal selam Rusia telah meningkat hampir 50 persen pada tahun lalu dan terus terjadi hingga saat ini.
Patroli adalah sinyal paling terlihat dari minat tinggi Rusia melakukan peperangan kapal selam. Di bawah Presiden Vladimir Putin Rusia juga telah menghabiskan miliaran dolkar untuk membangun kapal selam diesel listrik dan nuklir yang lebih mampu dan lebih tenang dan dioperasikan oleh kru yang jauh lebih mahir dibanding sebelumnya.
Ketegangan yang ada sekarang ini harus diakui sebagai hasil dari banyak hal. Salah satunya persaingan dalam memperluas dan menumpuk kekuatan militer dengan menyeret semangat Perang Dingin antara AS dan Rusia. Moskow memproyeksikan kekuatan tidak hanya di Atlantik Utara, tetapi juga di Suriah dan Ukraina dan membangun kapasitas gudang dan cyberwarfare nuklirnya yang disebut pejabat militer Amerika merupakan upaya untuk membuktikan relevansinya setelah bertahun-tahun harus berhemat karena situasi ekonomi.
Analis militer Amerika melihat peningkatan patroli kapal selam Rusia sebagai tantangan bagi Amerika Serkat dan NATO. Bahkan ketegangan ini bisa saja berlanjut menjadi situasi yang lebih rumit ketika terjadi kecelakaan atau salah perhitungan di lapangan. Hal yang juga tidak bisa ditutupi Pentagon juga menggunakan peningkatan patroli Rusia ini sebagai argumen mereka untuk meminta anggaran yang lebih besar untuk membangun kekuatan perang kapal selam mereka.
Para pejabat angkatan laut Amerika mengatakan bahwa dalam jangka pendek, meningkatnya jumlah kapal selam Rusia, dengan kemampuan mereka untuk membayangi kapal selam barat dan garis pantai Eropa, akan menjadikan Amerika membutuhkan lebih banyak kapal, pesawat, dan kapal selam untuk memantau mereka. Dalam jangka panjang, Departemen Pertahanan telah mengusulkan US$8,1 miliar selama lima tahun ke depan untuk menggenjot kemampuan bawah air mereka termasuk membangun sembilan kapal selam Kelas Virginia baru yang dapat dapat membawa sampai 40 rudal jelajah Tomahawk atau tiga kali lebih banyak dibandingkan Kelas Virginia yang telah dibangun selama ini.
“Kami kembali ke kompetisi kekuatan besar,” kata Adm. John M. Richardson, Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika sebagaimana dikutip New York Times Rabu 20 April 2016.
Pekan lalu, pesawat-pesawat tempur Rusia berulang kali menderu di atas perusak Angkatan Laut Amerika di Laut Baltik dan pada satu titik terbang pada jarak 30 kaki dari USS Donald Cook. Pada tahun lalu kapal selam diesel Rusia juga meluncurkan empat rudal jelajah ke sasaran darat di Suriah sebagai upaya unjuk kekuatan.