Angkatan Udara Amerika Serikat sedang mempersiapkan untuk mengirimkan pembom B-1 ke Guam untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Lancer dari Ellsworth Air Force Base, South Dakota, dan sekitar 300 penerbang akan disebarkan pada 6 Agustus untuk Andersen Air Force Base sebagai bagian dari misi kehadiran bomber secara terus menerus militer di Pasifik.
Menurut rilis Angkatan Udara yang dikeluarkan Kamis 28 Juli 2016, pembom ini terakhir dikirim ke wilayah tersebut pada bulan April 2006.
B-1B akan menggantikan B-52 dari Minot Air Force Base, North Dakota. Angkatan Udara tidak mengungkapkan berapa B-1 terbang untuk rotasi berikutnya.
B-1 terlibat aktif dalamkampanye pengeboman melawan ISIS di Irak dan Suriah. Pesawat ini ditarik kembali ke Amerika Serikat pada bulan Januari untuk upgrade pemeliharaan/
Lancer, bisa terbang pada kecepatan lebih dari 900 mil per jam dengan membawa 5.000 pound amunisi dalam pesawat.
Menurut Wing Bomb 28 di Ellsworth di bawah Operasi Resolve Inherent, B-1 menembakkan 3.800 amunisi pada 3.700 target dalam enam bulan. Pada bulan April B-52 kemudian menggantikan B-1 di wilayah Central Command (CENTCOM) untuk melakukan serangan udara terhadap ISIS.
“B-1 membawa perspektif yang unik dan akan memberikan pengalaman tempur yang didapat saat bersama Central Command untuk Pasifik,” tulis rilis tersebut.
“Mereka akan memberikan kemampuan serangan global cepat yang memungkinkan kesiapan dan komitmen untuk pencegahan kami, menawarkan jaminan untuk sekutu kami, dan memperkuat keamanan regional dan stabilitas di kawasan Indo-Asia-Pasifik.”
Pada bulan Mei, sebuah B-52 Minot di Andersen jatuh di Andersen jalur penerbangan. Penyebab kecelakaan itu masih diselidiki. Tujuh kru yang ada di pesawat selamat.
Komando Pasifik telah mempertahankan kehadiran pembom strategis rotasi di wilayah Indo-Asia-Pasifik selama lebih dari satu dekade untuk mendorong kemitraan dengan sekutu, dan untuk menjaga musuh di teluk.
Pada bulan Januari, sebuah B-52 dari Andersen melakukan penerbangan tingkat rendah dekat Osan Air Base, Korea Selatan, setelah Korea Utara sehari sebelumnya mengakui melakukan tes sukses bom hidrogen.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/07/06/bomber-tu-160-rusia-vs-b-1b-as-menang-siapa/