NATO Disebut Terlibat Dalam Penembakan Su-24
Su-24

NATO Disebut Terlibat Dalam Penembakan Su-24

Mantan politisi CDU Jerman dan Wakil Presiden Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa Willy Wimmer mengatakan ada keterlibatan NATO dalam jatuhnya Su-24 Rusia di Suriah November tahun lalu.

“Menurut informasi yang saya terima, pesawat Airborne Early Warning and Control System (AWACS) dari Amerika Serikat dan Arab Saudi terlibat,” kata Wimmer kepada Sputnik Deutschland Jumat 29 Juli 2016.

“Pesawat seperti bomber Su-24 tidak mudah untuk menembak dari langit. Anda perlu membidik, dan Anda hanya bisa melakukannya dengan pesawat AWACS.”

Wimmer menambahkan dua pesawat AWACS yang terlibat dalam insiden itu masing-masing lepas landas dari sebuah pangkalan AS di Siprus, dan sebuah pangkalan udara di Arab Saudi.

Dia menjelaskan bahwa menurut pedoman NATO, jika pesawat diyakini melanggar wilayah udara negara lain maka kontak harus dibuat dengan pusat kontrol penerbangan yang tepat untuk memberi tahu pilot telah melakukan kesalahan.

Dalam masa damai, sebuah pesawat militer hanya diperbolehkan untuk memaksa sebuah pesawat nyasar melakukan pendaratan darurat.

“Apa yang terjadi di sana tidak sesuai dengan peraturan internasional dengan cara apapun. Mereka menembak jatuh pesawat Rusia karena mereka memang ingin [menembak pesawat],” kata Wimmer.

Wimmer percaya bahwa hal itu dilalukan untuk merusak hubungan diplomatik antara Turki dan Rusia.

“Ini harus diasumsikan bahwa jika seseorang melanggar aturan internasional, maka kepentingan politik dipertaruhkan. Ini adalah tentang menghancurkan hubungan antara Republik Turki dan Federasi Rusia, yang  mekar [kembali],” kata politisi tersebut.

“Tahun lalu pembangunan pipa South Stream [dari Rusia] melalui Uni Eropa dihentikan karena tekanan Amerika. Beberapa minggu kemudian, Rusia dan Turki berhasil menciptakan pengganti, Stream Turki, ” tegas Wimmer.

Pada 24 November 2015 jet F-16 Turki menembak jatuh bomber Su-24 Rusia  yang sedang melaksanakan operasi anti-teror di Suriah. Dua kru bisa keluar dari pesawat sebelum jatuh tetapi  salah satu dari mereka, Letnan Kolonel Oleg Peshkov, ditembak dan dibunuh oleh pemberontak Suriah.

Insiden ini menyebabkan sengketa diplomatik antara Turki dan Rusia. Bulan lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menulis surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyatakan kesedihan dengan jatuhnya Su-24.

Presiden Turki mengatakan bahwa Turki “tidak pernah memiliki keinginan atau kesengajaan untuk menembak jatuh pesawat milik Rusia,” dan menyatakan simpati dan belasungkawa mendalam kepada keluarga para pilot Rusia yang meninggal.

Baca juga: