Korea Selatan Ingatkan Warganya Ancaman Penculikan oleh Utara

Korea Selatan Ingatkan Warganya Ancaman Penculikan oleh Utara

Korea Selatan mengingatkan warganya di China dan Asia Tenggara, atas ancaman tindakan berbahaya Korea Utara setelah sejumlah pemberitaan melaporkan Korut mungkin mengirimkan sejumlah petugas ke wilayah itu untuk mencelakai atau menculik warga Korsel.

Sejumlah penginjil Kristen Korsel, wartawan dan warga Korut membangkang ke Korsel menjadi sasaran utama, kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Sun Nahm-kook dalam jumpa pers.

“Pemerintah meningkatkan pengawasan atas semua kemungkinan tindakan berbahaya oleh Korut terhadap warga kami dan memperketat pengamanan demi keselamatan jiwa warga kami,” kata Sun.

Peringatan tersebut dikeluarkan setelah media Korsel menyatakan bahwa Korut mengirimkan sejumlah petugas ke China dan Asia Tenggara untuk mencelakai atau menculik warga Korsel sebagai tindakan balasan atas pemberian suaka pemerintah Korsel kepada pekerja di restoran, yang lari dari Korut, di China.

Korut menuduh Korsel atas penculikan 12 orang pelayan dan seorang manajer pria yang bekerja di restoran dan meminta mereka pulang.

Korsel menyatakan bahwa para pekerja restoran tersebut membelot atas keinginan mereka sendiri untuk bebas.

Kedutaan Korsel di China dan Asia Tenggara mendesak warganya agar ekstra waspada dan mengindari kontak dengan warga Korut, demikian Sun.

Kantor berita Korsel Yonhap dan saluran berita YTN, Selasa, melaporkan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un mengirimkan lebih dari 10 agen ke China dan Asia Tenggara untuk menyasar warga Korsel dengan mengutip sejumlah sumber yang familiar dengan pengembang di Korut.

Korut menuduh Korsel melakukan penculikan yang mengerikan setelah Seoul menyatakan bahwa pada bulan April sebanyak 13 pekerja restoran memilih untuk mencari suaka di Korsel.

Pemberitaan mengenai pembelotan tersebut terjadi selama masa ketegangan di semenanjung Korea setelah uji coba nuklir keempat Korut pada bulan Januari lalu dan peluncuran roket berdaya jelajah panjang pada bulan depan.

Dua Korea tersebut terlibat persaingan sengit sejak Perang Korea pada 1950-1953 dan sekitar 29.000 orang melarikan diri dari Korut serta tiba di Korsel, sejak saat itu, termasuk 1.276 orang pada tahun lalu.