Wilfried Martens, sebuah lembaga tink tank Partai Rakyat Eropa merilis sebuah makalah penelitian yang menungkap agenda jahat Rusia di Eropa melalui sejumlah organisasi yang didanai Kremlin dan beroperasi di Eropa.
Pusat Studi Eropa Wilfried Martens mengeluarkan tutorial 86 halaman untuk Barat tentang metode rahasia yang digunakan oleh Rusia untuk mengontrol dan memperbaiki citra public negara tersebut.
Eropa digambarkan sebagai wilayah yang terkepung oleh krisis pengungsi yang luas saat ini, sekutu yang membelot, konflik politik internal dan serangkaian serangan teroris untuk menutupi munculnya Rusia sebagai ancaman paling signifikan.
Menurut laporan yang berjudul “The Bear in Sheep’s Clothing” atau Beruang Berbulu Domba disebutkan, ada jaringan yang luas dari government-organized “nongovernmental” organizations (GONGO), crypto-nongovernmental organizations (NGO), dan think tank yang bertujuan untuk menggeser opini publik Eropa agar positif memandang Federasi Rusia dan kebijakannya.
“LSM dan think tank yang berbasis di luar Rusia memainkan peran khusus dalam kebijakan luar negeri negara itu,” tulis laporan itu
“Mereka digunakan sebagai alat untuk melegitimasi kebijakan dan memanipulasi opini publik luar negeri.”
Dalam penelitiannya, think tank yang berbasis di Brussels meminta Uni Eropa untuk menyelidiki kegiatan organisasi tersebut, dan untuk segera mengambil tindakan terhadap apa yang didefinisikan sebagai “soft power.” Rusia.
Penulis menyiratkan lembaga-lembaga itu menentang demokrasi dan hak asasi manusia, menawarkan “nilai-nilai tradisional” dan “pemimpin yang kuat,” berbeda dengan apa Kremlin menganggap politisi Barat yang lemah, dan, tentu saja, mempromosikan narasi bahwa Amerika Serikat adalah musuh bersama bagi Rusia dan Eropa.
Menurut penelitian, untuk memanipulasi pengambil keputusan dan opini publik di Uni Eropa, Rusia menggunakan alat yang bervariasi dari satu negara ke negara berikutnya. Rusia, studi mengungkapkan, menyatu ke bahaya laten anti-Amerikanisme di Prancis, dan fokus pada hubungan bisnis di Italia, dibangun di atas agama di negara-negara dengan mayoritas Ortodoks, dan mendukung ide pan-Slavism di negara-negara Slavia.
“Negara-negara Baltik lebih rentan terhadap propaganda Rusia daripada bagian lain dari Uni Eropa, “ kata makalah tersebut.
Sputnik News Agency disebutkan dalam laporan tersebut, sebagai salah satu media berbasis Rusia yang melaporkan kegiatan lembaga-lembaga yang bersangkutan. Sputnik antara lain dituduh menyebarkan kebencian terhadap pengungsi dari Suriah.
Partai Rakyat Eropa menyerukan Brussels agar agresif mempromosikan narasi sendiri dalam blok yang terdiri dari 29 anggota, untuk melawan pengaruh Rusia, dan untuk memastikan bahwa polisi dan badan intelijen Uni Eropa fokus pada kegiatan curang Rusia.