Angkatan Laut Inggris menderita krisis perekrutan personel untuk kapal selam Trident gara-gara sebagian besar orang-orang muda kecanduan smartphone dan media sosial hingga tidak bisa hidup dalam kondisi off-line dalam waktu lama.
Sebagaimana dilaporkan Mirror, Senin 25 Juli 2016, setelah pemungutan suara untuk memperbaharui kapal selam nuklir melewati Parlemen pekan lalu, Royal Navy mengatakan bahwa skema sedang dirancang untuk menarik darah muda agar bergabung dengan Trident.
Bulan lalu, laporan tahunan dari pengawas internal Departemen Pertahanan Nuklir memperingatkan kekurangan teknisi yang berkualitas menjadi “ancaman utama untuk keselamatan nuklir”.
Pemerintah telah menawarkan gaji cukup tinggi yakni hingga £ 25.000 atau sekitar Rp 375 juta untuk karyawan Trident.
Namun menurut sebuah survei yang dilakukan perusahaan riset PA Consulting di Royal Navy orang-orang menyatakan tidak senang bekerja di kapal selam di mana selama 90 hari tanpa smartphone atau media sosial.
Seorang perwira senior pada proyek Faraday mengatakan: “Kami tidak pernah melihat dan menghadapi situasi seperti ini.”
“Ada calon yang ingin melayani di kapal selam, tapi sulit menjaga mereka tetap di Angkatan Laut banyak yang bekerja beberapa tahun dan meninggalkan.
“Menjadi awak kapal selam adalah cara hidup. Anda terkunci pada pekerjaan yang sangat penting tapi itu benar Anda tidak bisa mendapatkan ponsel Anda dan Anda tidak dapat membuka Facebook Anda.”
Sumber senior mengatakan kurangnya staf juga dialami kapal induk baru, namun situasi untuk Trident dikatakan lebih kritis dan smartphone disebut sebagai penyebab kurangnya karyawan baru
Sebuah laporan pemerintah Inggris pada tahun 2015 melaporkan bahwa rata-rata usia pekerja nuklir adalah di atas 50 tahun. Sementara Inggris diperkirakan membutuhkan 51.600 pekerja nuklir baru akan hingga 2021.
Baca juga: