China menyerukan kepada Jepang untuk menahan dari intervensi ke masalah Laut China Selatan karena tidak terlibat langsung dalam sengketa dan tidak memiliki hak untuk menuduh negara-negara lain. Dalam seruan yang dikeluarkan Minggu 24 Juli 2016 Beijing juga menyindir tentang sejarah memalukan Jepang.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida sebelumnya mengatakan bahwa ia akan membahas sengketa klaim teritorial di wilayah strategis dengan mitranya dari China Wang Yi jika ia memiliki kesempatan selama serangkaian pertemuan Menlu ASEAN dan negara-negara Asia lainnya.
China bereaksi marah terhadap pernyataan Kishida. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan Jepang tidak punya urusan di Laut China Selatan.
“Jepang bukan merupakan pihak yang terkait isu Laut China Selatan, dan mengingat sejarah memalukan, ia tidak memiliki hak apapun untuk menuduh China tentang masalah ini,” kata Lu Kang, seperti dikutip oleh kantor berita Xinhua.
Awal bulan ini Pengadilan Arbitrase memutuskan China tidak memiliki dasar untuk klaim yang luas untuk wilayah perairan China Selatan sekaligus memenangkan gugatan Filipina. Lu Kang menekankan bahwa penolakan Beijing untuk putusan pengadilan adalah sesuai dengan hukum internasional dan Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Perselisihan Laut China Selatan melibatkan sejumlah negara di kawasan ini. China mengklaim sebagian besar laut yang juga diklaim Brunei, China, Taiwan, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik ini menginginkan Laut China Selatan untuk tetap sebagai perairan internasional. Hal ini ditunjukkan dengan operasi kebebasan navigasi yang dilakukan Amerika Serikat akhir-akhir ini.
Baca juga: