China terus mengritik langkah Korea Selatan yang akan mengerahkan sistem pertahanan anti-misil mutakhir dari AS guna menangkal ancaman Korea Utara. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyebut langkah ini telah merusak landasan kepercayaan mereka, sejumlah media melaporkan pada Senin.
Pengumuman yang dikeluarkan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat pada bulan ini yang menyebutkan bahwa mereka akan mengerahkan sebuah unit Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) telah menuai kritikan dari Beijing yang menyebutnya akan menggoyahkan keamanan regional.
Keputusan untuk mengerahkan sistem THAAD itu merupakan langkah terbaru mereka untuk menekan Korea Utara, namun China mengkhawatirkan sistem radarnya akan mampu melacak kemampuan militernya. Di lain pihak, Rusia juga menentang pengerahan sistem tersebut.
“Langkah terbaru dari pihak Korea Selatan telah merusak landasan kepercayaan bersama antara kedua negara,” kata Wang sebagaimana dikutip oleh kantor berita nasional Korea Selatan, Yonhap, dan stasiun televisi KBS saat mengatakannya kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yun Byung Se.
Wang dan Yun mengadakan pertemuan pada Minggu malam, dalam pertemuan di luar konferensi para menteri luar negeri Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Vientiane.
Yun mengatakan kepada Wang bahwa langkah itu ditujukan untuk melindungi keamanan Korea Selatan dan tidak akan merusak kepentingan keamanan China, Yonhap melaporkan.
Pihak Korea Selatan dan Amerika Serikat telah mengatakan bahwa sistem THAAD itu hanya akan digunakan sebagai alat pertahanan terhadap misil-misil balistik Korea Utara.
Korea Utara telah meluncurkan sejumlah misil dalam beberapa bulan terakhir, yang terbaru dilakukan pada pekan lalu saat mereka meluncurkan tiga misil balistik yang disebut sebagai sebuah simulasi uji coba serangan terhadap sejumlah pelabuhan dan pangkalan udara Korea Selatan yang digunakan oleh militer AS.
Misil tersebut meluncur sejauh 500-600 kilometer ke laut lepas pantai timur mereka, dan dapat mengenai lokasi manapun di Korea Selatan jika Korea Utara berniat untuk melakukannya, pihak militer Korea Selatan mengatakan.
Korea Utara dijatuhi sejumlah sanksi dari Dewan Keamanan PBB pada Maret lalu, setelah Pyongyang melaksanakan uji coba nuklirnya yang keempat pada Januari dan meluncurkan sebuah roket jarak jauh pada bulan berikutnya.
Baca juga: