Dunia Ingin Israel Bergabung NPT
Sejak tahun 1995, ketika penandatangan Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT) secara resmi menyerukan “Regional zona Timur Tengah bebas dari senjata nuklir dan semua senjata pemusnah massal lainnya,”
PBB telah berusaha untuk meyakinkan Israel menandatangani NPT dan memungkinkan inspektur IAEA bisa melihat ke fasilitas yang dicurigai sebagai tempat pengayakan nuklir.
Israel, dengan tegas menolak untuk menuruti permintaan tersebut dan telah lama berpendapat bahwa program senjata nuklir Israel (yang terus disangkal) hampir tidak memberi ancaman bagi keamanan di Timur Tengah.
Tetapi hal ini tidak menghentikan upaya NPT dan Majelis Umum PBB menekan Isael. Pada tahun 2009, Majelis Umum mengeluarkan resolusi yang berisi bagi negara yang belum penandatangan NPT untuk “mematuhi” pedoman dengan memberikan dukungan untuk zona bebas senjata.
Lebih lanjut yang negara tidak sesuai dengan perjanjian non-proliferasi didesak untuk mengizinkan IAEA memonitor pekerjaan mereka. Pada tahun 2010, 189 negara menindaklanjuti dengan resolusi tersebut dengan sebuah konferensi pada 2012 untuk mulai mengambil langkah-langkah menuju tujuan dari zona bebas nuklir Timur Tengah. Israel menyebut dokumen itu sebagai “cacat dan munafik,”.
Mei 2015 ini, masyarakat NPT mencoba untuk mengatur konferensi daerah Timur Tengah bebas senjata pemusnah masal lain, tapi Amerika Serikat, Kanada dan Inggris memblokir resolusi karena khawatir bahwa pertemuan akan berlangsung atau tidak Israel memutuskan untuk bergabung.
Dan minggu lalu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada dan enam puluh anggota IAEA lainnya menolak resolusi Arab yang akan membawa program nuklir Israel di bawah pengawasan IAEA.