HELIKOPTER

Helikopter dianggap sebagai aset ASW paling efektif karena mereka akan tetap di luar dari jangkauan torpedo kapal selam dan bisa membawa rudal sambil memburu mereka. Beberapa kapal selam memiliki kemampuan pertahanan udara seperti rudal permukaan ke udara, namun jarang terjadi karena kebanyakan kapal selam tidak membawa sistem ini.
Kapal perang membawa 1 atau 2 helikopter ketika dikerahkan dan satu di antaranya adalah pasti sebuah sebuah helikopter Anti-Submarine. Mereka dilengkapi dengan sonar yang dicelupkan ke air, sonobuoy, peralatan analisis dan stasiun senjata untuk torpedo ringan.
Helikopter ASW yang cukup terkenal menonjol Sikorsky SH-3 Seaking, SH-60 Seahawk, dan Kamov Ka-27 yang berada dalam layanan dengan banyak angkatan laut di seluruh dunia dalam jumlah besar.

Dalam operasi ASW, kapal selam terdeteksi pada sonar kapal, maka kapal mengirimkan itu helikopter ASW untuk melacak kapal selam dan menentukan lokasi yang tepat. Setelah kapal selam terdeteksi berada di bagian tertentu dari laut, helikopter menjatuhkan sonobouys yang merupakan mini sonars, untuk menentukan lokasi yang tepat dari kapal selam. Kemudian kapal selam diikuti oleh helikopter berdasarkan sinyal yang diterima oleh sonobouys.

Setelah posisi yang tepat kapal selam diketahui, helikopter menjatuhkan torpedo di lokasi. Torpedo secara otomatis aktif sendiri setelah memukul air dan itu motor mulai berjalan. Torpedo itu sendiri berisi sonar yang digunakan untuk mencari kapal selam. Jika penjatuhan dilakukan di lokasi yang tepat dengan waktu yang tepat, kapal selam hampir pasti akan terkena torpedo.

Keuntungan dari helikopter ini adalah bahwa mereka dapat berburu kapal selam lebih dari seratus kilometer dari kapal yang menjadi basis mereka dan dengan demikian memberikan perlindungan untuk armada dari kapal selam musuh. Mereka bisa tinggal di udara selama lebih dari empat jam pada suatu waktu dan segera merespon ancaman.