Ketua oposisi, Koalisi Nasional Suriah (SNC), menyerukan penghentian serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap ISIS di Suriah sembari menunggu laporan tentang korban sipil di kota Manbij diselidiki.
Lembaga Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan bahwa setidak-tidaknya 56 warga tewas dalam serangan udara di bagian utara Manbij pada Selasa, satu hari setelah mereka mengatakan 21 korban tewas di bagian utara kota diduduki ISIS itu.
Ketua SNC, Anas Al Abdah, mengatakan bahwa serangan itu sebaiknya dihentikan, sementara peristiwa itu diperiksa, kata pernyataan Rabu 20 Juli 2016 malam. Dia memperingatkan bahwa pembunuhan warga oleh serangan udara pimpinan Amerika Serikat akan “menjadi bukti alat perekrutan organisasi teroris”.
“Penting bahwa penyelidikan demikian tidak hanya memberikan hasil dalam perubahan ketentuan prosedur untuk gerakan ke depan, namun juga mengumumkan tanggung jawab bagi yang berada di balik pelanggaran besar itu,” kata Abdah dalam surat kepada menteri luar negeri negara tergabung dalam persekutuan melawan ISIS.
Baca juga:
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter mengatakan pada Rabu bahwa pasukan pimpinan Amerika Serikat akan memeriksa laporan korban sipil di sekitar Manbij.
Pengawas itu mengatakan bahwa korban serangan pada Selasa itu termasuk di antaranya 11 anak-anak. Sejumlah gambar yang diunggah di media sosial yang disebut berasal dari lokasi kejadian, menunjukkan mayat dua orang anak dekat reruntuhan bangunan.
Kementerian luar negeri Suriah mengatakan bahwa serangan udara Selasa, yang mengenai desa Toukhan, bagian utara Manbij, dilancarkan oleh pasukan Prancis, sementara serangan pada Senin dilaksanakan oleh pesawat-pesawat Amerika.
Seorang juru bicara dari aliansi pimpinan Amerika Serikat mengatakan bahwa terdapat “pesawat tempur dari sejumlah negara yang melancarkan serangan di Manbij. Jadi bagaimana pemerintah Suriah mengetahui siapa yang melaksanakan serangan apapun, saya menanyakannya”.
Pasukan Tentara Pembebasan Suriah yang didukung oleh pihak Barat, sebuah kelompok yang menentang Presiden Bashar Al Assad dan kelompok ISIS, juga mengecam apa yang mereka sebut dengan “pembantaian mengejutkan” di dekat Manbij.
“Kami tidak akan mengizinkan kejahatan apa pun dibenarkan di bawah ketentuan memerangi terorisme,” katanya dalam pernyataan, yang didukung lebih dari 30 unsur bersenjata.
Baca juga: