Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kemungkinan ada hubungan antara pilot yang menembak jatuh jet Rusia November 2015 dan gerakan Gulen, yang dituding ada dibalik upaya kudeta minggu lalu. Erdogan juga menduga negara-negara asing telah terlibat dalam upaya terrsebut.
“Dua pilot yang menembak jatuh pesawat Rusia telah ditahan sehubungan dengan upaya kudeta. Mereka bisa memiliki link ke Gulen, tapi kami tidak memiliki bukti yang jelas pada titik ini, itu akan ditetapkan oleh pengadilan,” kata Erdogan dalam wawancara dengan Al Jazeera.
Erdogan juga menyarankan bahwa mungkin ada negara asing yang terlibat dalam upaya kudeta yang mengakibatkan hampir 300 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.
“Negara-negara lain bisa berada di balik upaya kudeta ini. Gulenists memiliki ‘intelijen tinggi,’ yang bisa memplot semua ini. Pada waktunya semua link ini akan terungkap.”
Gerakan Gulen ini dipimpin oleh tokoh agama dan politik Fethullah Gulen, saat ini tinggal di pengasingan di Pennsylvania AS.
Pemerintah Turki telah menuduhnya berada di balik upaya kudeta gagal dan mengajukan permintaan resmi ekstradisi dengan pemerintah AS. Turki sedang menunggu keputusan Washington.
Meski Ankara berusaha untuk menahan Gulen, Erdogan menyatakan bahwa ada “pikiran superior lain ” di atas pemimpin gerakan Gulen.
Erdogan telah mengisyaratkan akan menyetujui hukuman mati bagi pemberontak jika parlemen menyetujui. Dia juga menekankan bahwa Uni Eropa harus menghormati keinginan Turki jika hukuman mati adalah kembali.
“Saya percaya bahwa keputusan ini adalah untuk rakyat. Jika rakyat mengatakan ini harus dilakukan, setiap negara yang percaya pada demokrasi harus menghormati keputusan ini,” kata Erdogan.
“Kami telah mengetuk pintu Uni Eropa untuk 53 tahun terakhir. Mereka telah membuat kami menunggu selama 53 tahun. Banyak negara yang datang setelah kami sudah masuk [ke Uni Eropa].”
Tentang kebebasan pers, Erdogan mengatakan ia tidak pernah anti-media, tetapi tidak percaya kebebasan berekspresi harus digunakan sebagai senjata.
Pada hari Senin, seorang pejabat Turki berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada Bloomberg News bahwa pilot yang bertanggung jawab untuk menembak jatuh jet Rusia telah ditangkap.
Berbicara kepada Sputnik, Dursun Cicek dari Partai Rakyat Republik Turki memperingatkan sulit menghubungan antara jatuhnya Su-24 dan kudeta, karena pilot tidak bisa bertindak tanpa komando yang lebih tinggi.
“Oleh karena itu pilot tidak bisa menembak tanpa memperoleh izin yang relevan. Bisa pilot memutuskan semua sendiri? Ya, dia bisa, tetapi dalam hal apapun, tembakan sejalan dengan norma-norma hukum yang ada,” katanya. “Saya pikir itu adalah tidak benar untuk menghubungkan kejadian ini dengan upaya kudeta.”
Su-24 Rusia ditembak jatuh saat terbang di perbatasan Turki pada tanggal 24 November.
Baca juga: