Menunggu Tandem F-35
Hanya beberapa minggu setelah klaim Korea Utara bahwa negara menguji bom hidrogen, setidaknya delapan F-22 tiba di Pangkalan Udara Yokota, Jepang, pada bulan Januari. Para pejabat pertahanan mengatakan ini adalah latihan rutin untuk operasi keamanan teater. Tahun lalu, pesawat dikerahkan ke Eropa untuk pertama kalinya guna ‘menenangkan’ negara-negara NATO yang gelisah dengan agresivitas Rusia.
Ketika F-22 disebarkan untuk latihan maka ini sebenarnya sebagai langkah pengujian terhadap pesawat tempur F-22.
Air Combat Command menulis trial and error dengan teknologi baru membutuhkan waktu sekitar satu tahun dan untuk menyempurnakan membutuhkan waktu tiga tahun lagi
Dan ini juga akan terjadi ketika F-35 nanti benar-benar siap. Kedua pesawat ini dipastikan akan menjadi tandem yang akan menakutkan bagi siapa saja.
Anhalt mengatakan bahwa unit F-22 dan F-35 saling berdekatan misalnya, Tyndall Air Force Base, dan Eglin Air Force Base yang bisa terbang secara teratur antara satu dengan yang lain. Hal ini akan memudahkan untuk kedua pesawat saling beradaptasi.
Tujuan untuk Angkatan Udara adalah untuk menyatakan kemampuan operasional awal F-35 antara Agustus dan Desember 2016. Pangkalan Udara Hill, Utah; Nellis Air Force Base, Nevada; dan Pangkalan Luke, Arizona siap untuk menerima F-35 pertama pada tahun fiskal 2017.
Teknologi siluman membuat F-22 lompatan revolusioner dalam kemampuan pesawat untuk AS, dimana F-35 juga memiliki, kata Anhalt.
“Jika Anda tidak memiliki [siluman], Anda tidak akan berada di pertarungan,” katanya, mengutip bagaimana lawan AS mungkin melihat F-22 seperti pesawat lain seperti F-15.
“Anda dapat meningkatkan kemampuan tempur generasi keempat. Anda dapat memberi mereka sensor canggih, senjata canggih, mereka sudah bermanuver dan mampu, tetapi jika Anda tidak memiliki kemampuan siluman, maka sulit bagi Anda untuk masuk ke pertarungan.”
Kemungkinan Angkatan Udara akan bergerak maju dengan penyebaran yang cepat, yang dikenal sebagai “Rapid Raptor” untuk bisa memindahkan jet dengan cepat ke suatu daerah.
Mengirimkan dua F-22 ke Eropa, misalnya, jauh lebih mungkin untuk membuat berita utama dari mengirim beberapa F-15. “Ini masalah besar, karena Anda memiliki aset taktis yang juga membuat efek strategis,” katanya.