China Kehilangan Kendali pada Stasiun Luar Angkasa Mereka?

China Kehilangan Kendali pada Stasiun Luar Angkasa Mereka?

Data yang dikumpulkan oleh tracker satelit amatir menunjukkan China mungkin telah kehilangan kontrol pada stasiun ruang angkasa pertama mereka, Tiangong-1, dan China mungkin tidak dapat melakukan deorbit laboratorium ruang angkasa tersebut serta membawanya kembali ke Bumi untuk jatuh di laut atau di daerah tidak berpenghuni.

Thomas Dorman telah melacak laboratorium seberat 8-ton  yang diluncurkan pada tahun 2011 dan data yang dia miliki menyatakan Tiangong-1 di roll lambat, dan bahwa panel surya tidak lagi berorientasi ke arah matahari.

Thomas Dorman mendokumentasikan jalur pesawat ruang angkasa menggunakan teleskop, teropong, video dan kamera, perekam DVD, komputer dan peralatan lainnya.

“Jika saya benar, China akan menunggu sampai menit terakhir untuk membiarkan dunia tahu bahwa mereka memiliki masalah dengan stasiun ruang angkasa mereka,” kata Dorman sebagaimana dikutip Space.com Kamis 14 Juli 2016.

“Ini bisa menjadi hari yang buruk jika potongan ini turun di daerah penduduk tapi kemungkinan besar, itu akan mendarat di laut atau di daerah tidak berpenghuni,” tambah Dorman.

Namun, para pejabat China belum mengkonfirmasi tentang rencana untuk mengakhiri hidup Tiangong-1.

Tiangong-1 – yang namanya berarti “Istana Surgawi” merupakan batu loncatan menuju kompleks ruang yang lebih besar yang ingin China bangun dan beroperasional di orbit bumi sekitar 2020.

Tiangong-1 digunakan untuk melakukan latihan docking sejumlah serangkaian misi antara lain misi Shenzhou-8 pada 2011 dan pesawat luar angkasa diawaki Shenzhou-9 dan Shenzhou-10 pada tahun 2012 dan 2013.

Shenzhou-10 kembali ke bumi pada Juni 2013 menandai akhir dari tugas docking Tiangong-1.

Laboratorium ini kemudian memasuki di-orbit “fase manajemen operasi,” mengalami perubahan dalam mode terbang, manuver orbit pemeliharaan dan kegiatan lainnya.

Namun, para ahli lainnya merasa terlalu dini untuk berspekulasi tentang masalah ini. T.S. Kelso, seroang peneliti senior astrodynamicist di Center for Space Standards & Innovation (CSSI),  mengatakan data mereka menunjukkan bahwa Tiangong-1 tetap aktif tapi stabil.

Baca juga:

Bagaimana Stasiun Luar Angkasa Menghindari Sampah Antariksa?