Raytheon: Patriot Arab Sempurna

Raytheon: Patriot Arab Sempurna

Raytheon telah mengklaim sistem anti-rudal Patriot yang digunakan oleh Arab Saudi telah memiliki tingkat keberhasilan sempurna yakni 100 persen dalam mencegat serangan rudal oleh pemberontak Yaman.

Berbicara di Farnborough Air Show pada Selasa 12 Juli 2016, Ralph Acaba, Wakil Presiden Raytheon untuk Integrated Air and Missile Defense Raytheon , mengatakan sistem Raytheon yang dipekerjakan oleh koalisi yang dipimpin Saudi telah berhasil menangani lebih beberapa lusin pencegatan rudal selama setahun terakhir. “Setiap sasaran bergerak hancur,” katanya sebagaimana dikutip Defense News.

Koalisi yang dipimpin Saudi telah bertempur melawan pemberontak Syiah Houthi, yang berjuang melawan pemerintah Yaman.

Ada banyak laporan dari para pemberontak menembakkan rudal balistik, termasuk Scud, ke koalisi atau target pemerintah Yaman. Pada tanggal 21 Juni, koalisi mengatakan rudal balistik yang ditembakkan ke arah kota Marib Yaman tengah telah dihancurkan dengan tidak ada kerusakan oleh intercept Patriot.

Berbicara di Farnborough, Manajer Raytheon mengatakan perusahaan telah mendaftar untuk memimpin kelompok pertahanan dikelola negara Polandia PGZ sebagai mitra lokal di Polandia yang diharapkan akan mengakuisi Patriot.

Raytheon juga mengatakan akan menawarkan sistem ini ke Jerman jika mereka memutuskan untuk mundur dari keputusannya untuk membeli sistem MEADS yang dibangun Lockheed Martin.

Dilaporkan pada 10 Juli bahwa Jerman mungkin tidak menyelesaikan negosiasi rencana akuisi sistem MEADS pada akhir tahun, seperti yang direncanakan.

“Beberapa hari yang lalu ada pengumuman dari Kementerian Pertahanan kepada parlemen bahwa ada risiko kontrak MEADS tidak akan disimpulkan pada akhir tahun ini,” kata Acaba.

Wes Kremer, Presiden Integrated Defense Systems, mengatakan penggunaan Patriot, termasuk di Yaman, memberi sistem keuntungan lebih dibanding MEADS yang belum pernah digunakan.

“Patriot adalah contoh yang bagus dari kerjasama 13 negara, dan Patriot telah terlibat dengan rudal balistik di Yaman,” katanya.