NATO: Kami Tak Perlu Tambah Kekuatan Jika Rusia Tidak Menumpuk Militer

NATO: Kami Tak Perlu Tambah Kekuatan Jika Rusia Tidak Menumpuk Militer

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengklaim bahwa mereka tidak perlu meningkatkan kehadiran militernya di Eropa Timur jika Rusia menghindari penumpukan militernya.

Ketua Komite Militer NATO Petr Pavel mengatakan Rusia juga perlu menunjukkan kemauan untuk bernegosiasi tentang transparansi dan upaya pengurangan risiko dengan aliansi.

“Jika tidak ada lagi penumpukan di perbatasan Rusia, jika ada kemauan untuk duduk di meja dan membahas langkah-langkah transparansi dan pengurangan risiko saya percaya bahwa tidak ada kebutuhan di NATO untuk meningkatkan kehadiran militer,” Petr Pavel kepada RIA Novosti Kamis 7 Juli 2016.

Dia menekankan bahwa membangun transparansi dan mengurangi tingkat kekuatan adalah kunci untuk hubungan NATO-Rusia bergerak maju.

“Kemampuan pasukan militer Rusia di wilayah itu setidaknya telah meningkat dua kali lipat,” kata Petr Pavel, mengomentari kehadiran militer Rusia di Crimea.

“Ada cukup banyak pasukan darat di Crimea, peningkatan jumlah kapal, kapal selam, pesawat patroli dan pesawat lain di daerah.”

“Rusia juga membangun sistem yang disebut di NATO sebagai ‘anti-acess area denial’ dengan menempatkan semua wilayah dalam jangkauan senjata mereka. Kapasitas itu sendiri bukan merupakan ukuran ofensif, tetapi mungkin berpotensi membatasi kebebasan manuver di perairan internasional, wilayah udara internasional,” katanya.

Menurut Pavel, negara-negara seperti Rumania, Bulgaria dan Turki “merasa ada perkembangan yang mengancam kepentingan keamanan mereka” dan meminta NATO untuk meningkatkan kehadirannya ke wilayah tersebut.

“Kita bisa menganggapnya sebagai semacam kompetisi militer di kawasan itu dan membangun kemampuan lebih banyak dan lebih  atau kita dapat mengambil pendekatan yang sama untuk Baltik menciptakan sebuah platform untuk membangun transparansi dan mengurangi tingkat kekuatan pada level minimum yang diperlukan untuk menjamin setiap pihak tidak ada niat bermusuhan, bahwa tidak ada ancaman bagi wilayah masing-masing. Dan itu, dalam pandangan saya, jalan ke depan, ” tambahnya.

Menurut Pavel, perwakilan tetap Dewan NATO-Rusia tidak mungkin untuk menyepakati sebuah dokumen pengurangan risiko yang akan menghapus semua ketegangan antara pihak selama pertemuan 13 Juli nanti.

“Saya pikir mungkin terlalu banyak untuk berharap dari Dewan NATO-Rusia ini kita akan memiliki dokumen yang siap untuk ditandatangani dan semua ketegangan akan hilang. Setelah bertahun-tahun kerja sama ditangguhkan, setelah peristiwa di sisi Rusia. Maksudku terutama aneksasi Crimea dan dukungan untuk Timur Ukraina, ada cukup ketidakpercayaan yang mendalam dan pertama kita harus membangun kembali kepercayaan sebagai dasar,” katanya.

Dia menekankan NATO dan Rusia bisa diskusi mengurangi kehadiran militer di dekat perbatasan masing-masing hanya setelah mereka telah mampu untuk membangun kembali kepercayaan.

“Kepercayaan seperti itu hanya dapat dibangun di atas saling menghormati. Jika kita tidak bermain sesuai aturan sulit untuk mengembangkan kepercayaan antara kedua actor.”