Jet tempur siluman F-22 yang dikerahkan ke pangkalan udara Al Dhafra UEA merupakan Raptor paling canggih yang diterbangkan Angkatan Udara Amerika.
Jet tempur generasi kelima yang dikirim ke Resolve Inherent untuk menyerang ISIS kali ini didatangkan dari 90th Fighter Squadron yang berumah di Joint Base Elmendorf-Richardson, Alaska. Para Raptor paling modern ini membuat debut mereka di Suriah dan Irak pada bulan April dengan membawa kemampuan yang telah diperluas.
“Skuadron kami yang sekarang dikirim ke pertemuran dibandingkan dengan skuadron sebelumnya adalah yang paling up to date dalam perangkat lunak dan perangkat keras,” kata Letnan Kolonel David, Komandan 90th Expeditionary Fighter Squadron dalam siaran pers Angkatan Udara baru-baru ini sebagaimana dikutip The Aviationist Selasa 5 Juli 2016.
“Ada kemajuan besar dalam kemampuan avionik, sistem radar, sensor dan fitur elektronik tertentu di dalam pesawat.”
Meskipun mereka jarang diminta untuk menyerang target darat, Raptor Alaska ini sekarang bisa membawa 8 GBU-39 small diameter bomb. Sebelumnya mereka terbatas gabta membawa dua 1.000-lb GBU-32 JDAM (Joint Direct Attack Munitions) di teluk senjata internal. Dengan upgrade terbaru mereka dapat bertugas untuk misi yang membutuhkan presisi yang lebih besar.
Kemampuan serangan udara ke permukaan termasuk yang menjatuhkan GBU-39 telah diperkenalkan pada tahun 2012. GBU-39 merupakan senjata 250-lb hulu ledak ledakan fragmentasi untuk target stasioner dan dilengkapi dengan sayap deployable untuk serangan jarak jauh. Pengujian integrasi dimulai pada tahun 2007.
Meskipun kemungkinan menggunakan rudal udara ke udara di atas Suriah cukup kecil, F-22 Raptor yang dikirim kali ini juga membawa generasi terbaru dari AIM-9X yang sudah terintegrasi di sebagian besar pesawat tempur AS sejak 2003.
Pada 1 Maret 2016, 90th Fighter Squadron menjadi unit pertama Raptor yang dilengkapi dengan AIM-9X Sidewinder.
Yang perlu diperhatikan, AIM-9X tidak akan digabungkan ke Helmet Mounted Display (HMD) karena sebagai F-22 tidak dilengkapi dengan semacam helm yang menyediakan informasi penerbangan dan senjata penting melalui line of sight imagery (proyek untuk membangun kemampuan ini dihentikan pada 2013 karena pemotongan anggaran.
Meski demikian, Raptor akan mendapatkan keuntungan dari AIM-9X Block II, yang memiliki fitur mengunci target setelah duluncurkan dengan data link untuk Helmetless High Off-Boresight (HHOBS). Intinya rual udara ke udara akan diluncurkan dulu dan kemudian baru diarahkan ke target meskipun target itu ada di belakang pesawat.
Menariknya, bersama kemampuan untuk membawa senjata “baru”, pesawat juga diberikan radar yang diupgrade yang memberikan F-22 kemampuan dalam ranah larangan udara dan disebut “kinetic situational awareness”
Seperti sering dilaporkan sebelumnya, peran Raptor dalam kampanye udara ini adalah dengan menggunakan sensor canggih pesawat, seperti radar AESA (Active Electronically Scanned Array) untuk rincian target penting musuh, kemudian membagi “gambar” dengan pesawat lain seperti F-15E Strike Eagles yang akan menindaklanjuti dengan menyerangnya.