Site icon

Kalaupun Beli Su-30, Iran Belum Akan Unggul

Su-30M2

Iran beberapa waktu lalu dilaporkan tertarik untuk mengakuisi Su-30 buatan Rusia untuk memulihkan kekuatan angkatan udara mereka yang babak belur karena sanksi embargo bertahun-tahun.

“Kami sedang membahas pembelian pesawat tempur Sukhoi,” kata menteri pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan beberapa waktu lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan juga telah bertemu dengan Wakil Presiden Iran untuk urusan ilmu pengetahuan dan teknologi Sorena Sattari. Menurut kantor berita Iran FARS News juga membahas masalah tersebut.

Tetapi Amerika Serikat menentang rencana penjualan itu karena jet tempur masih masuk daftar sanksi yang belum dihapus. Setelah keberatan Washington, Moskow pun sepertinya sangat hati-hati untuk menanggapi rencana Teheran.

Belum jelas versi Su-30 mana yang akan dibeli Iran. Bisa jadi adalah varian Super Flanker yang mirip dengan pesawat yang dioperasikan oleh India, Malaysia, Aljazair dan Rusia sendiri.

Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa Iran bisa memilih varian yang lebih mendasar Su-30M2, yang juga dalam pelayanan dengan Angkatan Udara Rusia. Varian yang agak murah dan lebih masuk akal mengingat situasi ekonomi Iran.

Varian Su-30M2, yang dibangun di Komsomolsk-on-Amur di Timur Jauh Rusia, ada di bawah kemampuan Su-30SM terutama dalam manuver dan memiliki avionik kurang komprehensif.

Tetapi penambahan Su-30 varian apapun akan sangat meningkatkan kemampuan angkatan udara Iran, yang sebagian besar dilengkapi dengan pesawat campuran tua dari AS, Rusia dan China.

Pesawat paling canggih Iran hanyalah segelintir Grumman F-14A Tomcat dan MiG-29 yang diperoleh baik dari Uni Soviet atau pesawat udara yang membelot dari Irak.

Sisa arsenal terdiri dari F-4 Phantom II, F-5 yang diubah sendiri dan F-6 dan F-7 pesawat-turunan dari MiG-19 dan MiG-21 yang dibangun China. Sebagian besar pesawat yang diklaim dikembangkan sendiri oleh Iran tidak lebih dari modifikasi Northrop F-5 yang kemudian dikatakan sebagai Qaher-313.

Militer Iran tidak terlalu mampu dalam pertarungan konvensional. Jika Iran mengandalkan strategi anti-access/area denial dan kerumuman kapal kecil ke kelompok tempur kapal induk AS  sebenarnya kemungkinan justru dapat menyebabkan beberapa masalah bagi militer AS dan sekutunya.

Membeli sistem rudal permukaan ke udara canggih seperti S-300 atau Buk untuk mendukung strategi mereka sebenarnya menjadi investasi yang lebih baik untuk Iran daripada membeli jet tempur baru.

Penambahan sejumlah besar Su-30 memang akan meningkatkan kemampuan kekuatan udara Iran. Tidak ada keraguan soal ini. Tetapi belum akan mampu mengubah keseimbangan kekuatan dengan negara tetangga yang didukung sepenuhnya oleh Amerika dan sekutunya.

Singkatnya dengan Su-30 atau tidak, angkatan udara Iran benar-benar kalah oleh semua tetangga Teluknya yang mengoperasionalkan pesawat canggih seperti F-15, F-16 dan Eurofighter Typhoon.

Exit mobile version