Sebuah pesawat Lockheed AC-130W Stinger II milik Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS (AFSOC) akan menjadi pesawat militer pertama yang akan dipasang dan menguji senjata laser solid.
Selain itu, pesawat yang dijuluki “Whiskey” ini juga akan berubah menjadi “kapal induk” untuk menguji peluncuran Coyote UAS (Unmanned Aerial System), drone murah yang digunakan untuk pengintaian taktis. Peluncuran akan dilakukan di tengah penerbangan.
AC-130W biasanya dipersenjatai dengan satu meriam Bushmaster 30 mm; AGM-176 Griffins (rudal presisi dipandu dengan hulu ledak 6 kg) dan GBU-39 Small Diameter Bombs (SDBs), sebuah bom presisi dipandu 110 kg.
Dengan kemampuan penargetan canggih dan senjata yang tepat, Whiskey biasanya digunakan untuk dukungan udara jarak dekat, larangan udara dan perlindungan kekuatan.
Meriam laser akan ditempatkan di posisi meriam 30 mm yang ada di depan sayap di mana aliran udara kurang mengganggu. AFSOC ingin menginstal solid state laser 60 kW atau 120 kW yang akan digunakan untuk menembak kendaraan stasioner, pesawat terbang dan situs komunikasi tetap seperti menara radio.
AFSOC telah menerbitkan dokumen konsep operasi rahasia yang merinci cara tempur laser untuk digunakan dalam pertempuran. Departemen Pertahanan AS telah mendefinisikan taktik, teknik dan prosedur untuk penggunaan senjata laser.
AC-130W merupakan salah satu varian dari AC-130 dan hanya Angkatan Udara Amerika yang memiliki. Dalam persediaan Angkatan Udara terdapat AC-130H Spectre, AC-130U Spooky, AC-130J Ghostrider dan AC-130W Stinger II.
Angkatan Udara akan menguji senjata laser pertama pada pesawat yang lebih besar seperti AC-130 dan C-17 Globemaster sampai miniaturisasi senjata bisa dilakukan yang memungkinkan senjata ala star wars ini bisa dipasang pada jet tempur seperti F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, F -22 Raptor dan F-35.