Prancis menawarkan untuk berinvestasi 1 miliar Euro untuk menghidupkan kembali proyek mesin jet tempur India dengan mengusulkan rencana pengembangan bersama mesin turbin gas ‘Kaveri’ untuk digunakan pada jet tempur Tejas pada tahun 2020.
Proposal diajukan dengan akan menggunakan dana offset sebagai bagian dari rencana pembelian jet tempur Rafale. Sejumlah pihak yang terlibat dalam pembicaraan ini antara lain Kementerian Pertahanan India, Organisasi Penelitian & Pengembangan Pertahanan dan perusahaan Prancis.
Sebagaimana dilapirkan Economics Time (ET) Senin 4 Juli 2016, India perusahaan senjata asing yang menjual peralatan ke India diwajikan untuk melakukan ofsset yakni menginvestasikan sebagian dari hasil penjualan dalam industri pertahanan dan kedirgantaraan di India.
Dalam kasus kesepakatan Rafale, India dan Prancis sedang bernegosiasi, kewajiban offset adalah 50% dari total kontrak yang berarti akan senilai kurang lebih 3 miliar Euro.
Sumber mengatakan kepada ET bahwa sejak Januari, beberapa putaran diskusi terjadi antara pemerintah India dan perusahaan Safran Prancis, produsen mesin M88 yang digunakan sebagai kekuatan Rafale serta mesin Shakti yang digunakan pada helikopter ringan canggih India.
Ahli Perancis menilai mesin Kaveri – yang tidak jadi digunakan pada tahun 2014 karena kekurangan daya membuthkan 25-30% pekerjaan lagi untuk membuatnya laik terbang.
Menurut kesepakatan yang ditawarkan, India tidak perlu menghabiskan lebih banyak uang untuk pada proyek ini dan Safran akan mengambil investasi, berkomitmen untuk membuat Kaveri laik terbang dalam waktu 18 bulan.
Proposal adalah untuk mengintegrasikan upgrade Kaveri dengan Mk 1 Tejas pada tahun 2020.
Angkatan udara berkomitmen untuk membeli setidaknya 80 jet tempur Tejas Mk 1 A yang akan memenuhi persyaratan teknis lebih tinggi dari versi yang telah dilantik tahun ini. Pesawat tersebut saat ini didukung oleh GE 404 mesin.
