Jepang dalam jalur untuk mengeluarkan tender jet tempur baru senilai kurang lebih US$40 miliar. Pesawat yang nantinya akan disebut sebagai F-3 ini bisa benar-benar baru, pengembangan jet tempur lama atau membeli pesawat yang ada di pasar sekarang ini.
Tidak tanggung-tanggun Jepang diperkirakan akan mencari hingga 100 pesawat tempur baru tersebut untuk meremajakan angkatan udara penuaan.
Seperti dilansir Reuters, kontrak ini diharapkan akan bernilai setidaknya US$40 miliar. Program jet tempur baru F-3, akan menjadi desain Jepang dengan masukan yang cukup besar dari kontraktor pertahanan asing.
Jepang saat ini memiliki angkatan udara terbesar dan terlatih di dunia. Angkatan Udara Bela Diri Jepang memiliki hampir 200 pesawat tempur superioritas udara F-15J menjadikan Jepang menjadi pemilik kedua terbesar Eagle di luar Amerika Serikat. Jepang juga memiliki sekitar 80 pesawat tempur F-2 yang diproduksi dalam negeri dan 40 F-4EJ Phantom.
Meskipun mengesankan, persediaan tempur Jepang mulai menua. F-4EJ phantom sedang pensiun dan akan diganti dengan 42 F-35A Joint Strike Fighter.
F-15J sudah berusia setidaknya 30 tahun, dan beberapa mendekati 40 tahun. Di sisi lain China yang agresif memperluas kekuatan angkatan udara, juga merupakan alasan untuk Jepang memiliki pesawat baru.
Jepang sudah menerbangkan pesawat demonstrator X-2 pada awal tahun ini. Meskipun bukan model produksi, itu menunjukkan banyak teknologi Jepang ingin mengintegrasikan ke dalam F-3 termasuk thrust vector control, teknologi siluman, dan dirancang secara lokal dan afterburning turbofan engine.
Tetapi kenapa harus menggunakan bantuan produsen asing? Kenapa tidak mengembangkan sendiri pesawat tersebut?
Harus dipahami Jepang tidak merancang sebuah pesawat tempur dari bawah ke atas sejak Perang Dunia II. F-2 meski dibangun Jepang tetapi pengembangan dari F-16 dengan badan pesawat lebih besar. Hal ini mau tidak mau menjadikan Jepang membutuhkan bantuan, terutama di bidang avionik, komunikasi, dan integrasi sistem.
Jepang juag menganggap interoperabilitas dengan AS menjadikan hal ini bagian penting dari pertahanan. Hal ini yang membuat kontraktor Amerika kemungkinan akan menjadi pilihan favorit untuk memenangkan kontrak.
Keputusan akhir tentang F-3 akan dilakukan pada tahun 2018 dengan pesawat diterima pada akhir tahun 2020-an atau bahkan 2030-an awal.
Mitsubishi Heavy Industries adalah kontraktor utama F-3. Mitsubishi memproduksi pesawat tempur terkenal Era PErang Dunia II, Zero, dan telah membangun banyak pesawt tempur pasca perang Jepang, termasuk salinan lisensi dari F-4 Phantom dan F-15 Eagle serta kontraktor utama pada F-2.