Selama pertemuan dengan Presiden Finlandia Niinisto Jumat 1 Juli 2016 lalu, kedua pemimpin terlibat dalam diskusi terbuka tentang bagaimana cara terbaik untuk memastikan perdamaian.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan jika Finlandia bergabung dengan NATO, negaranya akan dipaksa untuk menggerakkan dan memposisikan pasukannya guna menjaga ancaman dari aliansi tersebut.
“Jika Finlandia memasuki NATO, yang berarti bahwa tentara Finlandia akan berhenti menjadi independen, dalam arti penuh kata berhenti menjadi berdaulat, mereka menjadi bagian dari infrastruktur militer NATO, yang dalam sekejap akan menemukan dirinya di perbatasan Rusia,” jelas Putin sebagaimana dikutip Sputnik Senin 4 Juli 2016.
Dalam pertemuan yang dilakukan di kediaman musim panas Presiden Finlandia Sauli Niinistö di Naantali, Presiden Rusia melanjutkan saat ini Rusia melihat jarak yang cukup jauh dari perbatasan Finlandia sebagai bentuk penghormatan.
Tetapi jika negara tersebut masuk NATO ia bertanya, “Apakah Anda pikir kami masih bertindak seperti itu?”
Sputnik menulis Kremlin selama ini telah menghadapi gangguan dari Washington dan Brussel yang menuju Perang Dingin baru dengan pergerakan pasukan besar-besaran di sepanjang perbatasan Rusia dan rentetan propaganda Russophobic di seluruh Eropa.
Pemerintahan Obama telah berkomitmen untuk memperluas komitmen pertahanan AS di dekat Norwegia menjadi empat kali lipat dan menjelang Konferensi NATO di Warsawa, Polandia pada 8-9 Juli.
Aliansi militer tersebut telah terlibat dalam putaran intens pameran kekuatan senjata besar-besaran di perbatasan Rusia-Polandia dengan lebih dari 30.000 tentara yang dipimpin oleh Jerman yang berkedok HUT ke-75 dari invasi Nazi.
Hubungan Rusia dengan Finlandia tetap positif meskipun negara ini dikabarkan akan masuk NATO bersama dengan tetangga Swedia.
Kunjungan resmi ke datang sebagai berita menjatuhkan bahwa Eropa telah memutuskan untuk memperpanjang sanksi terhadap Rusia hingga Februari.