Hubungan Moskow-Ankara kian cair. Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menyampaikan belasungkawa pada atas serangan teroris di bandara Istanbul. Pembicaraan tersebut berlangsung atas inisiatif Rusia.
Situs resmi Kremlin melaporkan Sabtu 2 Juli 2016 Putin menyampaikan rasa belasungkawanya bagi keluarga korban dan berharap para korban luka akan segera pulih. Kedua presiden menegaskan perlunya kerja sama internasional untuk memerangi ancaman teroris yang mengintai semua negara di dunia.
Dalam percakapan tersebut, Putin juga menyebutkan bahwa ia telah menerima surat dari Erdogan yang membuka jalan bagi penyelesaian krisis dalam hubungan bilateral antara kedua negara dan memulai proses pembaharuan upaya bersama dalam menangani isu internasional dan regional yang melibatkan Turki dan Rusia.
“Namun, saya harap proses pengadilan terhadap warga Turki yang menewaskan seorang pilot Rusia pada November lalu akan tetap berlangsung objektif,” kata Putin seperti disampaikan situs tersebut.
Putin menyatakan, ia akan segera menginstruksikan pemerintah Rusia untuk memulai negosiasi dengan lembaga berwenang Turki, guna mengembalikan hubungan kerja sama perdagangan bilateral yang saling menguntungkan, serta pembicaraan di bidang ekonomi dan sektor lain.
Sang presiden menjelaskan, Rusia dapat mencabut pembatasan terhadap turis Rusia yang hendak mengunjungi Turki, namun ia juga menghimbau pihak Turki untuk mengambil langkah ekstra dalam memastikan keselamatan warga Rusia di tanah Turki.
Dalam situs resmi Kremlin disebutkan menteri dalam negeri Rusia dan Turki akan bertemu pada Jumat 1 Juli 2016 dalam pertemuan kementerian luar negeri Organisasi Kerja Sama Ekonomi Laut Hitam di Sochi.
Diskusi tersebut akan mencakup situasi regional, khususnya upaya untuk menyelesaikan konflik Suriah, serta upaya untuk mengembangkan hubungan Rusia-Turki.
Secara keseluruhan, percakapan tersebut bersifat konstruktif dan fokus pada pengembalian hubungan bersahabat antara kedua negara yang telah berlangsung sejak dulu.
Sumber: Indonesia RBTH