Amerika Paparkan Peran F-35 Jika Perang Lawan China

Amerika Paparkan Peran F-35 Jika Perang Lawan China

Untuk pertama kalinya, Angkatan Udara AS mengatakan secara terbuka bagaimana mereka berencana mengguakan jet tempur F-35 Joint Strike Fighter dalam perang habis-habisan dengan China.

Intinya perlu banyak perubahan cara Angkatan Udara menggunakan pesawat tempur dalam pertempuran. F-35 akan menjadi salah satu andalan selain F-22 Raptor.

“Jika Anda menempatkan pesawat tempur [generasi] keempat di sana, mereka akan mati,” kata Mayjen. Jeff Harrigian, yang menyelesaikan tur di Pentagon di mana ia telah membangun rencana untuk mengintegrasikan F-35 di seluruh Angkatan Udara.

Dia dan Kolonel Max Marosko, Wakil Direktur untuk operasi udara dan dunia maya di Pacific Air Forces di Hawaii merinci bagaimana peran F-35 dalam sebuah laporan baru yang diterbitkan oleh Mitchell Institute for Aerospace Studies.

Pejabat Angkatan Udara sering berbicara tentang bagaimana teknologi canggih pada F-35 dan jet lainnya akan memberikan keunggulan di medan perang, namun laporan ini menawarkan detil yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seorang perwira senior tentang bagaimana pesawat bisa digunakan dalam perang.

Dalam perang fiktif dari 2026 yang mereka buat, musuh mencoba untuk melakukan jamming radar dan sinyal radio, yang memungkinkan hanya pesawat siluman seperti pesawat tempur F-22 dan F-35 dan pembom B-2 dan B 21untuk terbang dengan aman ke target serangan yang dijaga oleh rudal permukaan ke udara mobile.

Pentagon akan menyebar jet tempur di seluruh Pasifik dalam jumlah kecil ke lapangan udara militer dan sipil, pada jarak 1.000 mil dari medan perang, untuk mencegah rudal balistik dan jelajah musuh menghantam pangkalan.

Hari ini, Pentagon cenderung mengkonsentrasikan mayoritas pesawatnya di pangkalan yang super regional.

“Selama hari-hari awal konflik, F-35 saat kembali dari misi mungkin akan menemukan pangkalan mereka rusak berat akibat serangan rudal musuh,” Harrigian dan Marosko menulis, di warplay mereka sebagaimana dikutip Defense One Jumat 1 Juli 2016..

F-35 harus mengalihkan ke lapangan udara sipil. Pada kondisi seperti ini, F-22 dan F-35 tidak perlu pengendali lalu lintas udara karena komputer berteknologi tinggi mereka akan membimbing mereka ke landasan pacu, bahkan dalam cuaca buruk.

Jet tempur tua, seperti F-15 dan F-16, yang lebih mudah terlihat oleh radar musuh, harus terbang pada jarak yang lebih jauh dari medan perang untuk menghindari rudal permukaan ke udara yang mematikan.

Laporan itu tidak menyebutkan China sebagai musuh, hanya mengatakan perang fiktif terjadi di “wilayah kunci di luar negeri,” di mana dalam satu skenario rinci F-35 harus mengalihkan basis ke Australia.

Hanya China dan Rusia memiliki pesawat tempur generasi kelima dan pertahanan canggih F-35 akan dikerahkan untuk menghadapi mereka. Sementara Rusia berada di luar jangkauan jika pesawat ditempatkan di Australia.

Australia diharapkan untuk menerbangkan sendiri F-35 di masa depan  dan bisa memperbaiki F-35 AS yang rusak dalam pertempuran. Namun, konsep yang sama dapat diterapkan untuk perang dengan Rusia.

NEXT: PENYEBARAN CEPAT