Kementerian pertahanan bergerak cepat untuk mengakhiri kekurangan kritis jet tempur di Angkatan Udara India (IAF) yang telah mempensiun MIG-21 yang telah bekerja selama lebih dari 50 tahun.
Berharap untuk menyegel kesepakatan untuk 36 Rafale Prancis dengan segera, India berburu jet tempur lain yang bisa didapat dengan cepat. Bulan Juli ini New Delhi akan mulai menentukan apakah akan memproduksi F-16 atau F/A-18 di India.
Para pejabat India akan mendapatkan presentasi tentang usulan dua jet tempur AS Juli ini ketika pejabat Pentagon Frank Kendall akan di New Delhi.
Perusahaan-perusahaan AS telah membuat presentasi formal tentang penyediaan F-16 dan F/A-18 ke IAF tapi New Delhi ingin memproduksi pesawat ini di India. Sukhoi-30 MKI Rusia dirakit di India tetapi usulan baru adalah untuk mendapatkan transfer teknologi lengkap yang akan membutuhkan lini perakitan jet tempur AS di India.
India Today mengutip sumber melaporkan Kamis 30 Juni 2016 bahwa setelah New Delhi menyampaikan rencana, para pejabat AS akan membawa kembali proposal mereka dalam rapat bulan depan. India tertarik untuk penyerapan teknologi, bukan hanya membawa pesawat dirangkai di India dengan kit didatangkan dari Amerika.
Selama kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Washington, India diakui sebagai mitra pertahanan utama AS. Kunjungan Kendall dipandang sebagai tindak lanjut dari langkah untuk mengeksplorasi proyek-proyek kerjasama baru.
Produsen pesawat Swedia, Saab juga menawarkan jet tempur Gripen tetapi belum membuat presentasi resmi.
IAF terus dihadapkan masalah rumit pada armada jet tempur. Bahkan pesawat tua yang seharusnya dipensiun masih tetap dipertahankan. New Delhi berharap kesepakatan untuk membeli 36 Rafale dari Prancis akan ditandatangani dalam beberapa minggu mendatang.
Jet tempur ringan dalam negeri Tejas akan secara resmi masuk ke layanan tanggal 1 Juli 2016 ini untuk membentuk skuadron 45, tetapi hanya ada dua pesawat yang dimasukkan ke layanan.
IAF akan memiliki 20 pesawat Tejas dengan kemampuan saat ini dan 20 pesawat dengan fitur yang disempurnakan. Selain itu IAF juga akan mendapatkan 80 Tejas versi lanjutan yang akan menggunakan radar baru, memiliki kemampuan menembakkan rudal di luar jangkauan visual dan rudal pendek serta pengisian bahan bakar di udara.
Para pejabat berharap bahwa kekuatan skuadron akan mencapai delapan pada akhir tahun depan. Versi lengkap Tejas, yang dikenal sebagai Mk IA, akan membawa pesawat ini sejajar jet tempur terbaik di dunia tetapi masih akan datang beberapa tahun lagi.
Pesawat ini akan memiliki Active Electronically Scaned Array (AESA) yang akan memungkinkan untuk menangani beberapa target.
Dalam hal platform yang ada, pasokan Su-30 MKIS oleh Hindustan Aeronautics Limited untuk IAF telah meningkat secara signifikan. Tahun lalu, IAF menerima hampir 20 pesawat, tertinggi sejak produksi dimulai lebih dari satu dekade lalu. Para pejabat mengatakan bahwa semua opsi ada di meja sekarang ini untuk memilih jet tempur baru.