POLITIK RUMIT IRAN
Para pejabat Rusia dan Iran mulai bertemu untuk membahas penjualan pesawat tempur beberapa tahun yang lalu. Pada akhir 2014, Angkatan Udara Iran memutuskan untuk membeli Su-30 dari Rusia, jet tempur bermesin ganda yang bisa disejajarkan dengan F-15 Amerika.
Teheran dan Rusia setuju untuk kesepakatan pembelian 48 Su-30, dengan pengiriman dimulai pada tahun 2018 atau tiga tahun sebelum akhir dari sanksi militer.
Amerika belum mau melepaskan tekanannya dan menyatakan keberatan dengan kesepakatan itu. Washington mengancam akan membawa masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB.
Su-30 bisa dijual bisa sampai setidaknya 2021. Dan tidak ada jaminan pada waktu itu kesepakatan bisa dijalankan. Su-30 merupakan pesawat mahal dengan harga setidaknya US$ 50 juta per unit, dan angka ini masih terlalu tinggi bagi Iran.
“Angkatan udara Iran didanai dengan baik,” Kash Ryan, penulis Memoirs Air Combat dari Iran Air Force Pilot, mengatakan kepada The Daily Beast melalui email.
Kalaupun kemudian uang tidak jadi masalah, tetapi keputusan akhir ada di tangah Ayatollah Sayyed Ali Hosseini Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. “Di negara seperti Iran di mana seorang penguasa tunggal seperti Khamenei, angkatan udara tidak akan punya banyak kewenangan dalam pengambilan keputusan,” kata Ryan.
Angkatan udara tidak masuk dalam daftar prioritas Khamenei. Ayatullah memiliki kebiasaan penawaran senjata hanya menyetujui ketika meningkatkan sekutu politiknya sendiri, terutama dalam Korps Pengawal Revolusi Islam, cabang dari militer Iran. “Kepentingan ekonomi dari beberapa pihak, suap dan korupsi akan memutuskan apa yang harus atau dapat dibeli,” kata Ryan.
Baru-baru ini, Khamenei juga menolak upaya militer Iran untuk membeli tank T-90 baru dari Rusia. Korps Pengawal Revolusi Iran tidak mengoperasikan kendaraan lapis baja dalam jumlah besar atau pesawat berawak, tidak seperti tentara reguler dan angkatan udara. Ada jalan tengah antara keinginan angkatan udara untuk membeli Su-30s dari Rusia dan niat Khamenei sendiri untuk membatasi pengeluaran cabang terbang ini. Para pejabat Iran telah mengusulkan lisensi desain Su-30 dari Rusia dan memproduksi pesawat secara lokal menggunakan sebagian besar komponen buatan Iran yang lebih murah. Produksi lokal juga dapat membantu Teheran untuk tidak tergantung pada sanksi negara lain.
Hal ini jelas ide yang bagus untuk memperkuat angkatan udara Iran. Tapi, kemungkinan juga akan terjebak dalam labirin politk Iran.
“Meskipun perusahaan yang diperlukan, sebagian besar alat, dan terutama pengetahuan yang tersedia atau dapat dibeli dari luar negeri, tidak ada cukup koherensi / kesatuan antara kelompok yang berbeda,” kata Tom Cooper, penulis beberapa buku tentang kekuatan udara Iran, mengatakan kepada The Daily Beast melalui email.
Cooper menjelaskan, “Situasi ini akan mengakibatkan tidak bisa memproduksi serangkaian sistem senjata yang kompleks tersebut. ”
Singkatnya, Angkatan Udara Iran masih akan menggunakan pesawat tempur buatan 1970-an selama bertahun-tahun yang akan datang. Pesawat yang semakin usang dan kemampuannya terus berkurang dari hari ke hari. Angkatan udara Iran bahkan mungkin akan punah pada akhir dekade ini jika tidak segera mendapat pesawat dan peralatan baru.
Sumber: David Axe/The Daily Beast