Israel dan Turki telah mencapai kesepakatan untuk memperbaiki hubungan setelah enam tahun menjalani hubungan tegang atas serangan mematikan Israel ke kapal Turki yang membaw abantuan ke Gaza pada 2010. Sepuluh aktivis Turki tewas dalam serangan itu.
Pemulihan hubungan memiliki potensi keamanan berjangkauan luas dan konsekuensi ekonomi di wilayah tersebut. Turki dan Israel pernah memiliki hubungan kerjasama militer dekat, dan mereka memiliki kekhawatiran yang sama tentang ISIS dan ketidakstabilan lainnya di Suriah, yang berbatasan dengan Turki dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
“Hubungan dengan Israel telah dinormalisasi,” Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, mengatakan pada konferensi pers di ibukota Turki, Ankara sebagaimana dikutip Washington Post Senin 27 Juni 2016. “Negosiasi panjang telah terjadi.”
Kesepakatan itu dicapai Minggu di Roma, menurut para pejabat Israel dan Turki, kesepakatan akan ditandatangani oleh kedua belah pihak Selasa 28 Juni 2016.
Di Turki, perjanjian tersebut akan diajukan ke parlemen untuk mendapat persetujuan. Setelah itu Turki akan langsung mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza, di mana akses yang dikontrol ketat oleh Israel. Pengiriman bantuan 10.000 ton pertama akan dikirim pada awal Jumat, kata Yildirim.
Israel juga akan menyediakan “dana kemanusiaan” sebesar US$20 juta untuk anggota keluarga dari para aktivis yang tewas di kapal Mavi Marmara Turki, kata para pejabat Turki.
Kapal itu bagian dari armada yang berlayar melanggar blokade laut Israel atas Gaza untuk mengirimkan bantuan. Kapal dicegat oleh Angkatan Laut Israel.
Seorang pejabat senior Turki menyebut perjanjian ini sebagai sebuah “kemenangan diplomatik” untuk Turki dan mengatakan bahwa “Wakil pemerintah Palestina dan Hamas telah menyuarakan dukungan” untuk kesepakatan.
Turki telah mendesak Israel untuk mencabut blokade atas Gaza, yang diperintah oleh organisasi Hamas. Tapi kompromi dicapai untuk memungkinkan bantuan Turki untuk mencapai Gaza melalui pelabuhan Asdod, kata para pejabat.
Turki akan mentransfer bahan bagnunan untuk membangun tempat tinggal, serta sebuah rumah sakit baru dengan 200 tempat tidur, kata pejabat senior Turki.
Yildirim juga mengatakan Turki akan bekerja untuk membangun sektor energi dan air di Gaza, yang telah runtuh setelah bertahun-tahun blokade Israel dan konflik sporadis.
Laporan media Israel mengatakan Senin bahwa Turki telah setuju untuk menggunakan pengaruhnya pada Hamas untuk menghentikan serangan terhadap Israel dan membantu memulihkan jenazah dua tentara Israel tewas di wilayah itu selama perang tahun 2014. Namun para pejabat Turki membantah laporan tersebut. “Ini bukan perjanjian gencatan senjata,” kata Yildirim.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan dengan Turki merupakan langkah penting. “Ini akan membawa implikasi besar bagi perekonomian Israel,” kata Netanyahu kepada wartawan di Roma setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri John F. Kerry pada hari Senin.