Vietnam sedang berusaha untuk meningkatkan kemampuan militer mereka terutama setelah Amerika Serikat membuka embargo senjata terhadap negara terserbut.
Hanoi tertarik untuk meningkatkan kemampuan patroli udara untuk mengawasi dan melawan China yang terus membangun membangun pulau-pulau buatan di Laut China Selatan yang dikonflikkan.
Masalahnya adalah harga senjata dari Amerika sangat mahal bagi Vietnam, sehingga negara ini justru mencari pesawat bekas murah dari Jepang.
Vietnam memang telah lama ingin memiliki pesawat anti-kapal selam dan banyak analis berpikir Vietnam akan bergerak cepat untuk membeli satu dari AS setelah embargo senjata diangkat. Namun Jepang juga telah muncul sebagai pemasok potensial.
Menurut seorang pejabat Jepang, angkatan laut Vietnam secara informal telah meminta di musim untuk membeli pesawat anti kapal selam P-3C Angkatan Martim Bela Diri Jepang yang telah dipensiun.
Pesawat patroli P-3C merupakan turunan dari P-3 Orion, sebuah pesawat pengintai yang dibuat oleh Lockheed Martin AS. Di Jepang pesawat dibangun oleh Kawasaki Heavy Industries Jepang dengan lisensi. Pesawat memiliki kemampuan untuk melakukan misi pencarian yang luas dan baik untuk mendeteksi kapal selam. Jepang diperkirakan memiliki sekitar 80 pesawat.
Vietnam menghadapi ancaman bawah laut dari China. Beijing saat ini diperkirakan memiliki setidaknya 70 kapal selam. Hanoi sebenarnya juga telah meningkatkan armada kapal selamnya dengan membeli enam kapal selam kelas Kilo dari Rusia sejak 2015. Tapi jumlah itu masih jauh dari cukup untuk melawan China. Sebuah armada patroli udara diperlukan untuk kemampuan anti-kapal selam.
Reuters sebelumnya melaporkan Vietnam diperkirakan akan meminta Lockheed Martin untuk meminta data tentang harga empat sampai enam P-3 Orions tua milik US Navy dalam beberapa bulan ke depan. Sebuah P-3 baru diperkirakan memiliki harga setidaknya US$80 juta.
Tapi uang bukan satu-satunya alasan mengapa Vietnam berpaling ke Jepang. Pertama, Jepang memiliki lebih banyak pesawat P-3C yang tersedia. Jepang telah mengganti pesawat baling-baling ini dengan pesawat jet P-1 sejak 2013. Vietnam juga berharap untuk mendapatkan pelatihan bersama dengan pesawat tersebut. Pilot P-3C harus mampu membedakan kapal selam musuh dari kapal lainnya hanya dengan mendeteksi suara mereka, misalnya.
Angkatan Maritim Jepang dianggap salah satu operator paling mampu dari pesawat ini. Vietnam tampaknya berpikir akan lebih mudah untuk belajar dari Jepang yang memiliki hubungan politik dan ekonomi lebih baik.
Selain itu, Vietnam juga berharap untuk mengasah kemampuan melalui latihan bersama dengan militer Jepang. P-3C Jepang telah mengunjungi Danang, di Vietnam tengah, selama beberapa tahun terakhir. Tahun
ini, kedua belah pihak dijadwalkan untuk mengadakan latihan pencarian dan penyelamatan bersama. Untuk Jepang, latihan adalah kesempatan untuk memamerkan pesawat mereka. Untuk Vietnam, bisa memberikan pelatihan awal pada P-3C.
NEXT:MENJAGA EMOSI CHINA
MENJAGA EMOSI CHINA
Pada akhir Mei, setelah bertemu dengan Presiden AS Barack Obama, Presiden Vietnam Tran Dai Quang, menyambut pencabutan embargo senjata yang berlaku 41 tahun setelah Perang Vietnam. “Kedua negara memiliki hubungan benar-benar normal,” kata Tran pada konferensi pers bersama dengan Obama setelah pertemuan mereka.
Pencabutan embargo akan mendorong Vietnam untuk memungkinkan kapal Angkatan Laut AS untuk merapat di Cam Ranh Bay, pelabuhan strategis di selatan negara itu.
AS berkeinginan untuk mendapatkan akses ke pelabuhan strategis itu. Perusak Angkatan Laut AS pertama diharapkan untuk singgah di Cam Ranh Bay pada musim gugur nanti. Sesuatu yang pasti China tidak akan suka.
China tetap menjadi salah satu tetangga Vietnam yang paling penting. Negara ini adalah mitra dagang terbesar kedua. Selain itu dan Partai Komunis Vietnam adalah model yang sama dengan China.
Menteri Pertahanan Vietnam Ngo Xuan Lich melewatkan forum tahunan yang dikenal sebagai Shangri-La Dialogue di Singapura pada 3 Juni 2016 lalu. Dia hanya mengirim wakilnya, Nguyen Chi Vinh, untuk konferensi tersebut.
Ngo mungkin berusaha untuk menghindari mengganggu China, yang memiliki hubungan tegang dengan Amerika Serikat. Untuk saat ini, Hanoi harus berhati-hati untuk menghindari memprovokasi China dengan membeli senjata militer secara cepat dari Amerika, atau secara terbuka berpihak dengan Washington.
Sumber: nikkei.com