Upaya CIA untuk mendukung pemberontak Suriah dengan mengirimkan senjata kembali bermasalah. Setelah sebelumnya dikabarkan senjata-senjata itu justru jatuh ke kelompok ISIS, kini muncul laporan senjata bantuan itu justru dijual di pasar gelap.
New York Times, mengutip pejabat dari Amerika Serikat dan Yordania melaporkan Minggu 26 Juni 2016 beberapa dari senjata yang dicuri itu digunakan pada November, dalam sebuah insiden yang menewaskan dua orang warga Amerika dan tiga orang lain di sebuah lokasi pelatihan kepolisian di Amman, menurut penyelidikan gabungan yang dilakukan oleh New York Times dan Al Jazeera.
Seorang aparat Yordania menembak mati dua orang kontraktor keamanan pemerintah Amerika Serikat, seorang pelatih dari Afrika Selatan dan dua orang warga Yordania di sebuah lokasi pelatihan polisi yang didanai oleh Amerika Serikat di dekat Amman sebelum terbunuh dalam baku tembak, pihak berwenang Yordania telah mengatakan pada November.
Lokasi pelatihan itu didirikan di pinggiran ibu kota, Amman, setelah invasi Amerika Serikat di Irak pada 2003 lalu, untuk membantu membangun kembali pasukan keamanan pasca perang negara itu dan untuk melatih para aparat kepolisian Palestina.
Persenjataan yang digunakan dalam penembakan itu awalnya tiba di Yordania ditujukan untuk program pelatihan pemberontak Suriah, surat kabar itu melaporkan, mengutip para pejabat Amerika dan Yordania.
Pencurian persenjataan, yang berakhir beberapa bulan lalu setelah adanya keluhan dari pemerintah Amerika dan Arab Saudi, mengarah kepada banyaknya persenjataan baru yang ada di pasar gelap senjata, menurut New york Times.
Para pejabat Yordania yang menjadi bagian rencana itu “meraup keuntungan” dari perdagangan senjata itu, menggunakan keuntungan yang diterimanya untuk membeli iPhone, mobil SUV dan sejumlah barang mewah lainnya, menurut surat kabar itu yang mengutip para pejabat Yordania.
New Yorks Times sendiri belum mendapatkan konfrirmasi dari CIA tentang laporan tersebut.