Sebuah parade militer yang diadakan di Estonia dengan melibatkan dua pembom strategis B-52 Angkatan Udara AS yang terbang 30 kilometer dari perbatasan Rusia dapat dianggap sebagai demonstrasi peran NATO di Eropa, tetapi juga bisa disebut sebagai tindakan bermain api.
Kepemimpinan NATO baru-baru ini terganggu dengan kekhawatiran terhadap komitmen Jerman terhadap aliansi setelah ada pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier yang menegaskan perlunya upay dialog untuk menyelesaikan ketegangan dengan Rusia dan tidak dengan menggunakan latihan militer.
Namun, Majalah Focus Jerman dalam laporannya menyebut kekhawatiran ini tak berdasar, karena Kanselir Angela Merkel baru-baru ini mengumumkan bahwa ia bermaksud untuk meningkatkan kekuatan angkatan bersenjata negara itu dengan merekrut 7.000 tentara tambahan dan membeli lebih tank dan helikopter.
“Ini adalah tanda bahwa Jerman akan memainkan peran militer yang lebih besar di masa depan ” tulis Focus Minggu 26 Juni 2016.
Selanjutnya, Focus menunjukkan bahwa manuver Saber Strike baru-baru ini di Estonia, serta Anaconda 2016 di Polandia dan latihan militer BALTOPS di Laut Baltik, yang melibatkan masing-masing 25.000 dan 6.100 prajurit masih dianggap wajar. Namun, partisipasi terbaru dari pesawat militer AS dalam sebuah parade militer Estonia, ketika sepasang pembom strategis B-52 yang terbang hanya sekitar 30 kilometer dari perbatasan Rusia, mungkin agak berlebihan.
“Tentu saja, negara-negara yang terlibat menyambut komitmen NATO dan pelindungnya, Amerika Serikat. Tapi ini bermain dengan api,” tulis majalah itu.