Site icon

Mungkin Saatnya Kelas Iowa Tidur Lelap

Kelas Iowa/wikipedia

Pada awal 1980-an, empat kapal tempur cepat kelas Iowa yang dibangun selama Perang Dunia II yakni Iowa, Missouri, New Jersey dan Wisconsin dibawa keluar dari penyimpanan untuk dikembalikan dalam tugas aktif.

Dengan panjang hampir 900 kaki dan menggusur bobot 60.000 ton, battlewagons ini bisa menembakkan selebaran sembilan meriam untuk mengirimkan 18 ton baja dan bahan peledak ke target mereka.

Kapal perang dimodernisasi untuk menjalankan fungsi sebagai kapal penjelejah dengan membawa rudal pembunuh dan senjata pertahanan. Setelah kembali ke tugas kapal terlibat aksi di lepas pantai Lebanan dan Irak. Pada akhir Perang Dingin kapal perang itu kembali dipensiun dan menjadi museum.

Beberapa tahu sempat muncul rencana untuk membawa kembali kapal-kapal raksasa tersebut. Tetapi rencana itu tidak berlanjut.  Rencana kedua untuk menarik kapal kembali ke layanan juga sangat ambisius yaki akan dilakukan desain ulang yang radikal darikaapl tersebut yang akan dikombinasikan dengan sebagai kapal perang dan kapal induk.

Kapal rencananya akan lahir menjadi sebuah “battlecarrier,”. Kapal era Perang Dunia II ini akan membawa ratusan marinir atau meluncurkan pesawat Harrier yang bisa lepas landas secara vertikal.

Sebelum Perang Dunia II, perencana telah diasumsikan bahwa kapal-kapal besar dengan senjata besar akan memenangkan perang. Tetapi pada kenyataannya kapal ini sulit untuk melakukan tugas tempur. Dalam pertempuran Pearl Harbor dan Midway fleksibilitas, rentang dan kekuatan dari kapal induk ternyata lebih unggul

Battlewagons kemudian diasingkan ke peran sekunder di armada, menjadi kekuatan untuk memukul kekuatan pertahanan pantai guna mengamankan pasukan yang  hendak merdarat. Dan setelah perang, Angkatan Laut menghentikan sebagian besar kapal penjelajah dan kapal perang berat dan tetap mempertahankan kapal induk.

Untuk Korps Marinir AS, keputusan ini memunculkan kekhawatiran. Ketika Perang Korea di laut Inchon menunjukkan bahwa sebenarnya kebutuhan serangan amfibi masih sangat dibutuhkan. Perencana militer lebih menyukai pesawat untuk fleksibilitas mereka, tetapi dari sudut pandang Marinir kapal yang bisa duduk di lepas pantai dan membombardir dengan senjata berat selama berjam-jam tetaplah menjadi hal yang sangat penting.

Akhirnya ada solusi. Sebanyak empat kapal perang kelas Iowa yang sudah masuk dalam penyimpanan sejak Perang Dunia II kemudian diaktifkan kembali dalam Perang Korea untuk memberi dukungan tembakan guna memberi jalur bagi pasukan PBB mendarat dengan aman. Setelah perang selesai, kapal itupun kembali diistirahatkan. Tetapi setelah itu beberapa perencana Angkatan Laut mengumandangkan untuk kembali dalam mode kapal perang. Ada beberapa upaya untuk mengembalikan battlewagons ke layanan.

1. Battleship Nuklir

Battleship Nuklir
Kapal Kelas Iowa

Pada tahun 1958, Angkatan Laut AS mengusulkan untuk merombak kelas Iowa dengan menghilangkan semua senjata 16 inci dan menggantinya dengan rudal anti pesawat dan anti kapal selam.

Kapal juga akan membawa empat rudal jelajah Regulus II, yang masing-masing bisa meratakan sebuah kota dari jarak seribu mil dengan hulu ledak nuklir yang berkekuatan 100 kali lebih kuat dibandingkan bom yang dijatuhkan ke Hiroshima.

Hasilnya akan pasti menjadi kapal perang paling kuat yang pernah ada. Tetapi konsep itu sangat mahal. Dalam proposal ini, 2.000 pelaut akan harus berlayar ke perairan musuh dengan biaya tinggi dengan kapal sepanjang 900 kaki hanya untuk menyerang empat sasaran dengan senjata nuklir.

Padahal sebuah bomber Angkatan Udara bisa menyerang target pada rentang yang lebih jauh dengan kurang dari selusin awak.

Pada saat yang sama, Angkatan Laut telah memasukkan dalam daftar pesanan kapal selam yang mampu membawa rudal balistik Polaris. Kapal selam rudal yang bisa menyerang target dua kali lebih jauh dibandingkan kapal perang bersenjata Regulus II dan bisa membawa rudal empat kali lebih banyak serta menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air untuk menghindari deteksi. Konsep perang nuklir pun akhirnya mati.

2. Amfibi Battleship

Amfibi Battleship
Missouri

Pada tahun 1961 sebuah proposal baru muncul untuk memanfaatkan kapal perang kelas Iowa dengan meningkatkan kemampuannya untuk membawa pasukan angatan laut.

Menara belakang dan tiga senjata 16-inci akan dihapus dan tempatnya akan diubah menjadi hanggar dan dek penerbangan yang mampu membawa 30 helikopter.

Kapal juga akan mengangkut 14 kapal yang digunakan untuk membawa tank dan kendaraan darat serta ruang untuk membawa 1.800 Marinir akan ditambahkan. Setiap amfibi Iowas satu kapal pasukan ekspedisi.

Kapal tetap mampu memberikan tembakan dukungan dengan enam senjata 16-inch yang tersisa dan menggunakan unit amfibi berukuran batalion marinir melalui udara dan laut, sehingga kapal akan menjadi pusat aktivitas.

Tapi lagi-lagi konsep ini masih sangat mahal dan Angkatan Laut memiliki banyak kapal induk surplus yang bisa lebih murah dikonversi ke platform amfibi.

Tiga kapal induk tua yang bisa dimodifikasi menjadi model seperti ini juga ada di penyimpanan.

3. Battlecarrier

Battlecarrier
Battleship Iowa AS

Perang Vietnam juga memunculkan rencana untuk menghidupkan kembali kelas Iowa dalam beberapa bentuk baru. Salah satu kapal perang, New Jersey, sempat diaktifkan kembali untuk melayani di Vietnam.

Pada awal 1980-an, pemerintahan Reagan memulai program pembuatan kapal ambisius. Diputuskan untuk membawa kembali lagi empat Iowa.

Pada fase pertama kapal dimodernisasi sehingga bisa meluncurkan rudal Tomahawk untuk serangan darat, rudal anti kapal Harpoon dan senjata pertahanan Phalanx. Pada pertengahan 1980-an, keempat telah kembali bertugas.

Sementara ada fase kedua yang lebih menarik tetapi tidak pernah dieksekusi. Fase ini kembali dengan memunculkan ide menghilagnkan senjata 16 inci di bagian belakang dan dibangun untuk dek pernerbangan menjorok dan dua menghadap ke depan yang  berntuk sky jump untuk melemparkan pesawat Harrier ke udara.

Kapal akan membawa sampai 20 Harriers, serta hanggar dan lift pesawat. Konsep yang mengubah kapal Iowa menjadi sebuah kapal induk.

Tidak itu saja. Di antara dua sky jump juga akan ditempatkan sistem peluncur rudal silo untuk sistem rudal anti pesawat atau Tomahawk.

Daya tembak dan kemampuan merusak kapal akan meningkat secara substansial. Perdagangan satu menara selama 20 jet Harrier adalah kesepakatan yang cukup baik.

Tambahkan Tomahawk dan kemampuan mereka untuk menyerang dengan presisi di jarak seribu mil  akan menjadikan kemampuan kapal Iowa menjadi sejajar dengan kapal Induk Kelas Nimitz.

Tapi mahal masih menjadi alasan yang membunuh rencana tersebut. Dengan awak hampir 2.000 menjadikan biaya personel sangat tinggi. Sementara jet Harrier juga sudah dilepsakan dari kapal-kapal pendaratan kelas Tarawa, dan rudal silo juga berkembang biak di seluruh armada.

Angkatan Laut sampai pada kesimpulan bahwa jika negara itu akan mendapatkan uang-nya dari empat kapal perang, kapal harus berkonsentrasi pada kemampuan mereka yang unik: menembakkan peluru artileri besar pada musuh. Itu berarti menjaga tiga meriam utama. Skema konversi keren itu akhirnya juga mati.

Next: Saatnya Tidur Lelap

Saatnya Tidur Lelap
Kapal Kelas Iowa

Sampai sekarang kemampuan tembak angkatan laut masih sangat penting. Bahkan ketika drone dan rudal presisi jarak jauh telah begitu mendominasi, beberapa kali pergerakan kapal besar  diperlukan. Hal ini menjadikan sekilas kelas Iowa sepertinya masih punya pintu masuk ke layanan lagi.

Empat kapal ini juga terus masih dirawat dengan baik di penyimpanan sehingga setelah lebih dari 60 tahun mereka tetap siap untuk sewaktu-waktu ditarik kembali ke tugas.

Tetapi sebenarnya telah ada kapal perusak kelas Zumwalt akan pergi jauh menjadi kapal perang berkualitas dengan dukungan tembakan angkatan laut untuk Marinir.

Dengan awak yang relatif kecil, siluman dan presisi tinggi, Zumwalts adalah antitesis dari Iowas, tetapi secara fungsional justru menjadi penerus mereka.

Meskipun setiap Zumwalt hanya dapat membawa satu senjata 16 Inci yang diwarisi dari Iowa, kapal baru ini dapat menembakkan peluru yang lebih kecil dengan presisi dibantu GPS hingga 83 mil jauhnya.  Jauh di atas Iowa yang hanya 20 mil.

Desain Zumwalt menjadi sukses,  hingga akhirnya obor kapal perang bisa ditransfer kepada mereka, dan Iowa akhirnya bisa benar-benar terlelap dalam damai sebagai museum, aman dari rencana untuk menghidupkan kembali mereka.

Sumber: National Interest

 

 

 

Exit mobile version