Rusia telah menunjukkan pemerintahan Obama siapa sebenarnya yang jadi bos di di Timur Tengah. Demikian ditegaskan kolumnis Washington Times L. Todd Wood.
Pentagon membanggakan diri menjadi mampu untuk mempertahankan superioritas udara dalam teater, tapi pesawat-pesawat tempur AS tidak dapat melakukan itu pekan lalu di Suriah meskipun “Presiden Obama mengirim dua kapal induk ke Mediterania untuk memukul dadanya di depan Presiden Rusia Vladimir Putin, ” tulis L. Todd Wood Kamis 23 Juni 2016.
Dia mencatat pesawat Rusia telah membuat perbedaan yang nyata di negara Arab yang dilanda perang, sementara koalisi pimpinan AS belum mampu melakukan itu. Fakta ini belum hilang di Washington.
“Amerika Serikat telah menyadari bahwa Rusia memiliki tangan di atas di Suriah dan sesuatu yang harus dilakukan tentang hal itu. Orang Amerika tidak ingin kehilangan. Ini adalah mimpi terburuk mereka. Inilah sebabnya mengapa mereka bereaksi begitu kuat,” kata Konovalov Kepala Pusat Analisis Strategi dan Teknologi kepada Svobodnaya Pressa.
Tapi pemilihan presiden AS yang akan datang juga faktor. Partai Republik telah mencoba untuk mencetak poin dengan menuduh Barack Obama tidak bekerja keras di Suriah. Bahkan Hillary Clinton telah berjanji untuk melaksanakan kebijakan luar negeri yang lebih tegas di negara yang dilanda perang jika dia akan terpilih.
“Setiap orang mencoba untuk menggunakan Suriah untuk memajukan agenda mereka sendiri selama musim pemilu. Beberapa mencoba untuk melukis Rusia sebagai saingan jahat. Mereka yang menggambarkan Moskow sebagai lawan licik,” jelasnya.
Pakar militer Rusia Viktor Litovkin mempertanyakan komitmen Obama yang menyatakan akan menanggulangi teroris di Suriah.
“Kami tidak akan bersaing dengan AS di langit Suriah. Suriah adalah negara berdaulat yang kita membantu dalam memerangi terorisme. Amerika Serikat telah memberikan pertunjukan tentang bagaimana mereka memerangi teroris. Tujuan sebenarnya dari Washington adalah untuk menggulingkan pemerintah Bashar al-Assad,” katanya.