Di bawah aturan baru, pesawat tempur Amerika Serikat memulai gempuran ke kelompok Taliban di Afghanistan.
Otoritas yang diperluas memungkinkan Jenderal John Nicholson pemimimpin misi AS di Afghanistan untuk meningkatkan serangan Afghanistan dengan penasihat tempur, serangan udara, pesawat pengintai dan pilot AS untuk terbang bersama angkatan udara Afghanistan yang masih muda.
Menurut seorang pejabat pertahanan yang berbicara dengan syarat anonim kepada USA Today Jumat 24 Juni 2016 Nicholson memiliki kewenangan untuk memerintahkan misi baru. Jenderal Angkatan Darat yang mengambil alih komando pada bulan Maret telah menilai situasi keamanan di sana untuk dijadikan dasar memperluas peran tempur AS di wilayah itu.
Menteri Pertahanan Ash Carter pada pertemuan dengan menteri pertahanan NATO di Brussels pekan lalu mengumumkan peran AS diperluas di Afghanistan. Beberapa hari setelah pengumuman itu misi pertama diterbangkan, kata Kolonel Michael Lawhorn, juru bicara militer di Kabul. “Sejak itu hanya ada beberapa serangan udara, itu terlalu dini untuk menilai efek mereka,” katanya.
AS memperluas peran tempur setelah Taliban telah bangkit kembali setelah tiga tahun pasukan Afghanistan menjadi kekuatan utama dalam menjaga keamanan di negara mereka.
“Peningkatan pertempuran pemberontak di wilayah perkotaan juga telah memberikan kontribusi meningkatnya korban sipil, terutama yang disebabkan oleh kelompok-kelompok pemberontak dan ekstrimis,” demikian laporan Pentagon yang dirilis minggu ini.
Ada sekitar 10.000 tentara AS di Afghanistan, 6.800 dari mereka pelatih militer dan sisanya terlibat dalam operasi kontra-terorisme. Presiden Obama telah berencana untuk memotong hampir setengah dari kekuatan tersebut.
Contoh dari jenis misi yang dapat disetujui adalah surveilans dari drone, serangan udara dan penasihat tempur membantu pasukan Afghanistan merebut kembali ibukota provinsi disita oleh Taliban.
Sebelum perubahan ini, pasukan AS bisa menyerang musuh di Afghanistan untuk tiga alasan: membela diri; serangan kontra-terorisme terhadap teroris al Qaeda serta afiliasinya dan ISIS serta bantuan pasukan Afghanistan agar tidak dipukuk mundur musuh.
Obama berharap untuk mengakhiri keterlibatan militer AS di Afghanistan pada akhir pemerintahannya, meninggalkan sepasukan kecil di kedutaan di Kabul. Tapi Taliban justru terus bergerak maju memukul pasukan Afghanistan di sejumlah tempat memaksa penilaian ulang harus dilakukan Washington.
Para pejabat NATO mengumumkan pekan lalu bahwa mereka dimaksudkan untuk melakukan operasi di seluruh Afghanistan setidaknya sampai tahun depan. NATO juga berkomitmen untuk mendanai pasukan keamanan Afghanistan sampai 2020