Satu Lagi Tahanan Guantanamo Dilepas
Penjara Guantanmo/AP

Satu Lagi Tahanan Guantanamo Dilepas

Seorang pria dari Yaman yang menghabiskan 14 tahun terakhir dalam tahanan di Teluk Guantanamo, Abdel Malik Abdel Wahab al-Rahabi, telah dibebaskan dan dikirim ke negara Balkan, Montenegro, Pentagon mengatakan Rabu 22 Juni 2016 sebagaimana dikutip AP. Hal ini menandai awal dari apa yang diharapkan menjadi babak baru rilis tahanan dari pangkalan AS di Kuba tersebut.

Amerika Serikat telah menyatakan Abdel Malik Abdel Wahab al-Rahabi bersih sehingga bisa dilepas pada Desember 2014 setelah kajian keamanan intensif. Tapi pemerintahan Obama tidak mengirim tahanan Guantanamo tersebut kembali ke Yaman karena perang saudara di sana dan pemerintah harus mencari negara lain untuk menerima dia untuk pemukiman kembali.

Ini adalah tahanan kedua tahun ini yang dimukimkan di Montenegro di tengah dorongan pemerintah untuk setidaknya mengurangi jumlah tahanan di Guantanamo meski Kongres terus untuk mencegah penutupan pusat penahanan di Kuba dan larangan mentransfer tahanan ke Amerika Serikat

“Pemerintah AS berterima kasih ke Montenegro  karena menerima mantan tahanan,”  kata Lee Wolosky, utusan khusus untuk penutupan Guantanamo di Departemen Luar Negeri.

“Montenegro sekarang bergabung teman-teman dan sekutu AS lainnya di Eropa untuk menerima dan pemukiman kembali beberapa tahanan, membawa kita lebih dekat kepada tujuan bersama kami menutup fasilitas tersebut,” katanya.

Saat ini ada 79 tahanan di Guantanamo, termasuk 29 yang telah dibersihkan untuk dikirim ke rumah atau ke negara-negara lain untuk pemukiman kembali. Para pejabat berharap untuk melepaskan sebagian besar dari mereka yang telah dinyatakan bersih dalam beberapa minggu mendatang, meninggalkan sejumlah tahanan yang sebagian dihukum oleh komisi militer karena kejahatan perang atau yang berwenang percaya masih terlalu berbahaya untuk dibebaskan.

AS membuka pusat penahanan pada Januari 2002 untuk menahan sejumlah orang asing yang dicurigai terkait dengan Taliban atau organisasi teroris al-Qaida. Pada puncaknya, fasilitas ini menampung sekitar 680 tahanan.

Al-Rahabi telah di Guantanamo tak lama sejak fasilitas itu dibuka. Profil yang dirilis Pentagon menyebutkan ia telah melakukan perjalanan dari tanah airnya ke Afghanistan dan “hampir pasti” menjadi anggota al-Qaida. Namun dia tidak pernah didakwa dengan kejahatan, dan pihak berwenang akhirnya memutuskan ia tidak menimbulkan ancaman keamanan dan dapat dibebaskan.

Dia putus asa untuk keluar dari Guantanamo dan menyatukan kembali dengan istri dan putrinya. “Dia sudah menunggu ini untuk waktu yang lama,” kata pengacaranya, David Remes.