More

    Salah Satu Perang Terpanjang dalam Sejarah di Ambang Akhir

    on

    |

    views

    and

    comments

    Pemerintah Kolombia dan sayap kiri Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) mengambil sebuah langkah besar untuk mengakhiri salah satu perang terlama di dunia pada Rabu 22 Juni 2016. Sebuah komunike bersama mengumumkan perjanjian bilateral dan gencatan senjata final.

    Perjanjian tersebut meliputi mengakhiri permusuhan, dekomisioning senjata, jaminan keamanan, dan penuntutan tindak pidana.

    Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan pada hari Kamis 23 Juni di Havana, dihadiri oleh Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan pemimpin FARC Rodrigo Londono, alias Timoleon Jiménez serta dihadiri beberapa presiden Amerika Latin, Sekjen PBB Ban Ki-moon, dan utusan khusus AS.

    Perang FARC melawan negara Kolombia dimulai pada awal 1960-an sebagai upaya untuk mempertahankan tanah dan hak-hak politik. Untuk mendukung perang FARC akhirnya sangat terlibat dalam perdagangan kokain dan kegiatan kriminal lainnya. Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, pemerintah Kolombia, dengan dukungan AS, menggenjot upaya untuk memerangi pemberontak FARC.

    Presiden Kuba Raul Castro, (tengah) berdiri dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, (kiri), dan pemimpin pemberontak FARC Rodrigo Londono berjabat tangan di Havana./Business Insider/Reuters
    Presiden Kuba Raul Castro, (tengah) berdiri dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, (kiri), dan pemimpin pemberontak FARC Rodrigo Londono berjabat tangan di Havana./Business Insider/Reuters

    Mereka mengadakan negosiasi dan pembicaraan pada tahun 2012- termasuk pertemuan Maret 2016 dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry. FARC menyebut gencatan senjata sepihak tahun lalu.

    Konflik telah menewaskan lebih dari 200.000 orang dan menelantarkan hampir 7 juta, membuat Kolombia rumah bagi pengungsi paling banyak di dunia.

    Kematian akibat konflik Kolombia ini telah menurun dari puncaknya pada awal 2000-an, meskipun pembunuhan terus berlanjut.

    Santos mengatakan pembicaraan dengan pemberontak FARC akan menyimpulkan pada bulan Juli. “Saya percaya bahwa pada 20 Juli kami akan menutup negosiasi di Havana dan dari sana memasukkan bab baru bagi negara,” kata Santos kepada anggota parlemen koalisi di Bogota, Senin sebagiamana dikutip Business Insider.

    Sementara The Guardian melaporkan selain gencatan senjata, yang tidak akan berlaku sampai setelah kesepakatan akhir ditandatangani, kedua belah pihak mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan pada demobilisasi 7.000 tentara FARC yang tersisa dan jaminan keamanan bagi para aktivis sayap kiri setelah konflik.

    Namun pelaksanaan kesepakatan ini menghadapi rintangan politik, hukum, dan logistik. Santos mengatakan ia akan menempatkan kesepakatan untuk referendum untuk mengukur dukungan publik. Kelompok Konservatif di Kolombia telah banyak menentang kesepakatan.

    Mantan Presiden Alvaro Uribe yang kala itu Santos menjabat sebagai Menteri Pertahanan  telah memimpin kampanye untuk mengumpulkan tanda tangan untuk memprotes kesepakatan dan disebut upaya melindungi sebuah “kudeta terhadap demokrasi Kolombia.

    Di lapangan, pemerintah Kolombia dan pemimpin FARC menghadapi tantangan lain yang dapat merusak efektivitas kesepakatan. Kesepakatan untuk melepaskan tentara anak-anak telah menyebabkan perdebatan lebih lanjut atas berapa banyak anak di bawah umur dalam jajaran FARC.

    Salah satu masalah yang paling signifikan dalam perjanjian perdamaian adalah janji FARC untuk menarik diri dari kegiatan kriminal, seperti pedargangan obat. Hal ini akan meningkatkan risiko perang akar rumput antara kelompok kriminal lainnya.

    kolombia 2
    Business Insider/Reuters

    Kemungkinan kekosongan kekuasaan di dunia kriminal telah menyebabkan bentrokan antara kelompok kriminal terbesar Kolombia, di antaranya Los Urabeños, geng multinasional yang memiliki hubungan dengan kartel Sinaloa Meksiko. Bentrokan ini telah dilaporkan membuat ribuan orang Kolombia mengungsi dalam beberapa bulan terakhir.

    Kesepakatan bersejarah ini diyakini tidak mungkin menjadi akhir dari keterlibatan anggota kelompok pemberontak dalam kegiatan ilegal. “Mereka adalah jaringan perdagangan narkoba terbesar di Kolombia sekarang, dan bahkan jika mereka mencapai kesepakatan, sebagian besar anggota FARC akan melanjutkan kegiatan perdagangan narkoba mereka,” kata Mike Vigil, mantan kepala operasi internasional untuk Drug Enforcement Administration Amerika Serikat sebagaimana dikutip Business Insider.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this