Rusia akan Ungkap Seluruh Satelit, Termasuk Milik Militer AS
ilustrasi

Rusia akan Ungkap Seluruh Satelit, Termasuk Milik Militer AS

Rusia berencana untuk merilis ke publik database tentang objek di orbit dekat Bumi, termasuk satelit militer AS. Surat kabar berbahasa Rusia Izvestia mengutip Viktor Shilin, Kepala Delegasi pada pertemuan ke-59 Komite PBB tentang Penggunaan Damai Antariksa database yang dibuat Rusia ini akan mirip dengan katalog yang dirilis NORAD (North American Aerospace Defense Command). Mereka merilis daftar lebih dari 45.000 objek di luar angkasa.  Bedanya NORAD tidak mencantumkan objek atau satelit militer milik Amerika.

Katalog NORAD selama ini juga membatasi data tentang satelit pertahanan milik nsekutu Washington, termasuk Perancis, Jerman, Israel, dan Jepang. Tapi itu daftar satelit militer Rusia.

Moskow telah mengusulkan untuk menggabungkan database nasional menjadi satu katalog yang tersedia dalam kegiatan ruang angkasa. Seperti platform akan memberikan informasi tentang situasi yang berpotensi berbahaya dalam ruang (untuk satelit dan benda-benda di bumi) serta tentang kemungkinan bahaya untuk meluncurkan roket.

Menurut sebuah sumber yang dekat dengan masalah itu, usulan Rusia didukung oleh China, namun ditentang oleh AS. “AS ingin mempertahankan monopoli dalam mengatur lalu lintas ruang angkasa. Selain itu, militer AS tidak ingin memasukan data pada objek yang umum,” kata sumber diplomatik yang dikutip Izvestia, Selasa 21 Juni 2016 lalu.

Pada tahun 2008, pemerintah Rusia dan Cina mengusulkan kesepakatan internasional untuk mencegah penyebaran senjata di luar angkasa, namun pemerintah AS di bawah Presiden George W. Bush dan Barack Obama telah secara konsisten menolak untuk melakukan negosiasi untuk menyimpulkan perjanjian tersebut.

Pada bulan April, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meyakinkan bahwa Rusia tidak akan mengerahkan senjata di angkasa. Kementerian itu memperingatkan bahwa penyebaran senjata nuklir di ruang angkasa akan memprovokasi perlombaan senjata tak terkendali.

Awal tahun itu, Pentagon menuduh China meluncurkan pesawat ruang angkasa yang membawa senjata energi diarahkan dan jammers satelit.

Di AS, pesawat ruang angkasa Boeing X-37B milik Angkatan Udara yang sangat rahasia, dilaporkan telah mengalami tes orbital untuk membawa sistem Advanced Extremely High Frequency (AEHF), yang mampu bertahan dari ledakan nuklir dan akan membackup komuinikasi Angkatan Udara jika seluruh jaringan komunikasi yang ada rusak karena serangan nuklir. Angkatan Udara AS memiliki dua X-37B dalam armadanya dan telah mengirim mereka ke ruang angkasa untuk misi rahasia sejak tahun 2010.