Satu minggu setelah pesawat Rusia membom pemberontak yang didukung Amerika di Suriah, para pejabat AS mengatakan mereka masih menunggu Rusia untuk menjelaskan kejadian yang telah menempatkan militer kedua negara itu pada risiko konfrontasi.
Pesawat Rusia pada 16 Juni menjatuhkan bom cluster pada unit Tentara Suriah New di sebuah pangkalan di al-Tanf, sebuah pos terpencil di padang pasir yang menjadi titik temu perbatasan Irak, Suriah dan Yordania.
Unit New Syrian Army Suriah adalah kelompok yang dibangun dari program pemberian bantuan senjata oleh Amerika. Misinya adalah untuk memerangi ISIS di Suriah dan untuk menghindari konfrontasi dengan pasukan yang setia dengan Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Rusia tidak memberikan penjelasan terkait serangan yang oleh Amerika disebut telah melanggar “nota kesepahaman” antara Washington dan Moskow yang disepakati tahun lalu, dan dirancang untuk menjaga keselamatan penerbangan dan menghindari kesalahpahaman militer kedua negara.
Kehadiran New Syrian Army di al-TANF dikenal luas. “Kami sangat terkejut dengan serangan Rusia. Ini bukan daerah di mana saya akan mengatakan itu kompleks atau rumit,” kata Mayjen. Doug Chalmers, wakil komandan koalisi internasional melawan ISIS kepada wartawan Pentagon Kamis.
Chalmers mengatakan serangan mengakibatkan sejumlah personel New Syrian Army tewas dan terluka, tapi ia menolak untuk mengatakan berapa banyak. Saat serangan terjadi tidak ada personel AS tengah bersama dengan unit itu.
Segera setelah serangan Rusia, militer AS bergegas mengirimkan dua F / A-18 Super Hornets ke daerah untuk memberikan dukungan bagi unit New Syirian Army. Ketika pesawat mereka meninggalkan daerah untuk mengisi bahan bakar, pesawat Rusia kembali datang dan melakukan serangan baru.
Para pejabat AS berusaha untuk menghubungi orang Rusia melalui saluran komunikasi yang didirikan berdasarkan nota kesepahaman, tetapi Rusia tidak segera menanggapi, kata seorang pejabat pertahanan AS.
Dua hari setelah serangan, kedua belah pihak mengadakan video conference tingkat tinggi untuk membahas masalah tersebut, di mana AS militer “menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang serangan itu.”
Para pejabat militer Amerika “minta tanggapan Rusia untuk mengatasi masalah tersebut,” menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Pentagon akhir pekan lalu.
Namun sejauh ini, Rusia belum memberikan respons apapun, kata seorang pejabat AS, Kamis 23 Juni 2016 sebagaimana dikutip Defense News. Media ini menyebut Pentagon telah frustrasi dengan Moskow.
“Kami telah berhubungan dengan Rusia sejak Sabtu, dan kami terus melakukan dialog dengan Rusia mengenai masalah ini, untuk memastikan bagaimana untuk menghindari insiden seperti di masa depan,” kata Departemen Pertahanan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kamis.
“Kami telah menyatakan jelas bahwa mereka tidak boleh menyerang pasukan di daerah Al-Tanf, dan mereka telah menyatakan niat mereka untuk tidak melakukannya. Di luar itu kita tidak akan masuk ke rincian dialog yang berkelanjutan ini. ”
Para pejabat militer Amerika mengatakan serangan Rusia tampaknya tidak memiliki nilai strategis bagi Rusia, yang tujuan utamanya adalah untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al Assad. Pasukan New Syirian Army di Al-Tanf fokus pada pertempuran ISIS, bukan melawan pasukan Assad.